Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedot Turis Asing, Pemerintah Diminta Subsidi Tiket Penerbangan

Kompas.com - 28/06/2018, 06:08 WIB
Kurniasih Budi,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA,  KOMPAS.com - Pengusaha minta pemerintah memberi subsidi biaya tiket penerbangan wisatawan ke Indonesia untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisata.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, salah satu faktor yang mendukung industri pariwisata Indonesia adalah penerbangan. Sayangnya, tiket penerbangan Indonesia untuk mendatangkan turis asing terlalu mahal.

Apabila subsidi diberikan maka harga jual tiket penerbangan bisa lebih murah. Negara tetangga seperti Thailand telah lebih dulu melakukan praktik serupa untuk menggenjot jumlah kunjungan wisata.

"Jika ingin sektor pariwisata tumbuh kencang, pemerintah perlu memberikan subsidi untuk biaya tiket turis ke Indonesia. Airline termasuk komponen yang mahal bagi turis yang ingin ke Indonesia," kata Hariyadi dilansir Kontan.co.id, Rabu (27/6/2018).

(Baca: 2.540 Wisawatan Polandia Liburan ke Indonesia Naik Pesawat Carter)

Selain itu, pemerintah juga bisa memberikan insentif bagi pesawat-pesawat carter yang khusus mendatangkan turis ke Indonesia.

Sesuai Undang-undang tentang Penerbangan, pesawat carter yang mendatangkan turis ke dalam negeri tersebut, tidak bisa kembali ke negaranya dengan membawa penumpang lain dari Indonesia.

"Mereka tidak boleh menjadi pesawat reguler, tapi mereka akan rugi. Makanya pemerintah harus memberikan return khusus," ujar dia.

Salah satu maskapai yang melayani penerbangan carter dengan tujuan Indonesia yakni LOT Polish Airline yang mendarat awal pekan ini (25/6/2018) di Bali.

Pesawat itu mengantar 254 wisatawan asal Polandia untuk berlibur di Pulau Dewata.

(Baca: Penerbangan Carter Wisata dari Polandia ke Bali Siap Beroperasi)

Kehadiran wisatawan asal Eropa memang dinantikan pemerintah Indonesia. Menurut catatan Kementerian Pariwisata, setiap turis Eropa rerata mengeluarkan 1.538 dollar AS per kunjungan.

Adapun sepanjang 2017, tercatat 1.862.231 turis Eropa berkunjung ke Indonesia. Total perolehan devisa dari wisawatan Eropa mencapai 2,6 miliar dollar AS.

Oleh karenanya, pemerintah menargetkan tahun ini mampu mendatangkan 2,2 juta turis Eropa dari target 17 juta wisawatan asing secara keseluruhan.

Belanja hemat turis asing

Sementara, setiap turis China rerata berbelanja 1.019 dollar AS per kunjungan atau hanya mampu menghasilkan devisa 1,9 miliar dollar AS.

Sepanjang periode Januari hingga November 2017, jumlah kunjungan turis China mencapai 1,9 juta dengan pertumbuhan sebesar 42,2 persen.

Wisatawan mengunjungi lokasi wisata Pura Ulu Watu, Bali, Selasa (1/1/2011). KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Wisatawan mengunjungi lokasi wisata Pura Ulu Watu, Bali, Selasa (1/1/2011).

China memang berada pada urutan teratas pasar utama wisatawan mancanegara diikuti Eropa, Australia, Singapura, dan India pada tahun ini.

Wisatawan China yang bepergian wisata ke luar negeri setiap tahun mencapai 120 juta wisatawan. Pasar yang cukup besar itulah yang saat ini tengah digarap Kementerian Pariwisata Indonesia.

“China menjadi pasar utama wisman 2018 karena total nilai dari size,  sustain  (growth), dan spread (spending) tertinggi mencapai 92 persen. Posisi kedua adalah Eropa total nilainya 77 persen,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya yang dilansir Kompas.com (10/2/2018).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Teten Minta Wajib Sertifikat Halal UMKM Ditunda, Mendag: Kita Harus Latih

Whats New
Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

Spend Smart
Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com