Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Indonesia dan Malaysia Melawan Kampanye Negatif Kelapa Sawit

Kompas.com - 30/06/2018, 11:22 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu hal yang dibahas dari pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad hari Jumat (29/6/2018) adalah melawan kampanye negatif produksi minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) asal Asia oleh negara-negara Eropa.

Menurut Mahathir, Malaysia dan Indonesia perlu bekerja sama memperjuangkan CPO karena tudingan Eropa bahwa produksinya merusak lingkungan tidaklah benar.

"Kita menghadapi masalah yang sama. Misalnya ekspor minyak kelapa sawit sekarang diancam oleh Eropa. Kita perlu bersama-sama melawan," kata Mahathir di Istana Presiden, Bogor, Jawa Barat.

Mahathir juga meyakini, alasan Eropa melakukan kampanye negatif terhadap CPO asal Asia lebih kepada motif bisnis semata. Hanya saja, selama ini alasan yang dikemukakan selalu masalah lingkungan yang dibantah baik oleh Malaysia maupun Indonesia sendiri.

Baca juga: Soal Ekspor Sawit ke Uni Eropa, Jokowi Bentuk Satuan Tugas

Bentuk kerja sama Malaysia dengan Indonesia dalam hal melawan kampanye negatif CPO akan dibahas lebih lanjut pada forum tingkat menteri yang akan datang. Dari dalam negeri, Kementerian Perdagangan terus berupaya melawan kampanye negatif CPO dari Eropa, salah satunya dengan memenangkan gugatan iklan minyak kelapa sawit di Perancis, baru-baru ini.

Berdasarkan keputusan resmi Komisi Etika Periklanan Perancis, dinyatakan bahwa iklan minyak kelapa sawit yang dipublikasikan Indonesia Trade Promotion Center di Lyon tidak melanggar aturan. Isi iklan yang dilaporkan adalah tentang minyak kelapa sawit Indonesia yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Saat itu, pelapor mengadukan pernyataan dalam iklan sebagai hal yang tidak benar dan tidak berdasar. Namun, berdasarkan pemeriksaan kasus, tudingan pelapor dinyatakan tidak terbukti karena Indonesia sudah memakai cara produksi yang berkelanjutan serta ramah lingkungan.

Indonesia merupakan anggota Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang dibentuk tahun 2004. RSPO berperan menginformasikan tentang minyak kelapa sawit yang lestari serta sistem sertifikasi minyak kelapa sawit.

Indonesia juga membuat komitmen kepada Uni Eropa melalui proyek minyak kelapa sawit berkelanjutan Eropa tahun 2015. Proyek itu diadakan untuk membantu meningkatkan kepatuhan terhadap standar sertifikasi sesuai definisi RSPO.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com