Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuding Asing Mendompleng PGN, Pekerja Pertamina Ancam Stop Produksi

Kompas.com - 06/07/2018, 22:56 WIB
Aji YK Putra,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Serikat Pekerja Pertamina menolak pembelian saham Pertagas sebesar 51 persen oleh Perusahaan Gas Negara (PGN) yang terjadi pada Selasa (3/7/2018) lalu.

Serikat Pekerja Pertamina menduga adanya penguasaan pihak asing yang mendompleng nama saat akuisisi tersebut.

Sekjen Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) Diki Firmansyah mengatakan, penguasaan PGN terhadap Pertagas tidak akan menjamin penjualan gas kepada masyarakat menjadi lebih murah.

Bahkan, mereka memprediksi akan terjadi potensi kerugian yang besar terhadap negara karena adanya penyalahgunaan wewenang dari Pelaksana Tugas (Plt) Pertagas Nicke Widyawati.

Baca juga: Akuisis Pertagas, PGN Tak Lagi Punya Kompetitor

“Selama ini perusahaan Pertamina sebagai milik negara sangat sehat. Namun, semenjak Plt Pertagas yang baru beberapa hari saja menjabat, bisa mengambil kebijakan dengan menjual saham negara ke PGN, yang mana hampir seluruh saham 51  persen itu 80 persen adalah saham asing. Ini ada indikasi kepentingan petinggi, kami sudah laporkan ke KPK,” kata Diki di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (6/7/2018).

Menurut dia, seluruh Serikat Pekerja Pertamina akan melakukan protes secara besar-besaran dengan stop produksi.

“Sekarang seluruh serikat pekerja Pertamina sudah siaga satu untuk stop produksi. Karena dengan adanya akuisisi PGN kepada Pertagas dapat merugikan masyarakat sendiri,” ujarnya.

Pertamina dipaksa merugi

Pada 2017, Pertamina ditekan oleh pemerintah sehingga tidak bisa mengambil kebijakan harga jual minyak.

Bahkan, pemberlakuan satu harga BBM di seluruh Indonesia tanpa dibantu sepeser pun oleh negara.

Namun, Pertamina diakuinya mampu menghadapi tekanan tersebut sehingga kebijakan pemerintah dapat berjalan.

“Kemarin kami diminta harga BBM semuanya sama di Indonesia, itu sudah kami lakukan dan berjalan. Padahal untuk pencitraan pemerintah, tetapi sekarang malah Pertagas dijual ke asing yang mengatasnamakan PGN. Kami jelas menolak,” katanya.

Baca juga: PGN dan Pertagas Resmi Bersatu, Kinerja PGN Diprediksi Meroket

Pj. Serikat Pekerja Pertamina RU III (SPP-RU III) Palembang Yuchanaidi menambahkan, akuisisi itu tak hanya kerugian negara. Seluruh pekerja Pertagas pun terancam dirugikan jika akuisisi PGN ke Pertagas itu berjalan.

Menurut dia, seluruh kesejahteraan pekerja akan tersendat atas kebijakan baru dari PGN.

“Jelas pekerja dirugikan dan pasti pemerintah akan membantah hal itu. Kami tidak butuh jawaban normatif. Kami menolak Pertagas diakusisi PGN, pemerintah harus membatalkan itu. Jangan mengorbankan masyarakat banyak demi kepentingan sendiri,” ujarnya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com