JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah telah membuat peta jalan atau road map "Making Indonesia 4.0" untuk mengantisipasi segala perubahan yang terjadi pada Revolusi Industri 4.0.
Namun, peta jalan itu tak serta merta membuat pemerintah dengan mudah bisa menerapkan industri 4.0 di seluruh industri dalam negeri.
Pakar inovasi sekaligus ekonom dari Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastadi menyatakan pemerintah harus fokus menangani aspek paling krusial dalam implementasi industri 4.0, yakni sumber daya manusia (SDM).
"Bahwa kalau bicara revolusi industri 4.0 salah satu kelemahan atau tantangan terbesarnya adalah banyak tenaga kerja kita yang enggak kompatibel dan kalau dibiatkan nanti jadinya akan terjadi pengangguran besar-besaran," ucap Fithra saat ditemui di Jakarta, Sabtu (7/7/2018).
Baca juga: Pemerintah Ajak Swasta Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja
Menurut dia, peningkatan kapasitas atau kemampuan SDM perlu dilakukam. Pasalnya, 70 persen SDM Indonesia hanya bermodalkan pendidikan SMA ke bawah, sementara lulusan SMK banyak yang belum siap kerja.
"Tetapi kalau bicara peningkatan kapasitas, enggak bisa bicara monopoli pemerintah saja karena pemerintah kan punya kemampuan terbatas, anggarannya terbatas. Makanya memang butuh kolaborasi pihak universitas, komunitas, dan industri untuk sama-sama meningkatkan kapasitas SDM ini sebab kalau tidak ya mereka enggak akan bisa bersaing," jelas Fithra.
Peningkatan kapasitas SDM ini juga terkait langsung dengan bonus demografi yang bakal didapat Indonesia pada 2030 mendatang.
Keberadaan SDM dengan ditambah usia masih produktif diprediksi bakal membuat implementasi industri 4.0 di dalam negeri semakin mudah dilakukan.
Baca juga: Kemenperin Tingkatkan SDM Hadapi Revolusi Industri 4.0
Di sisi lain, Fithra meyakini bahwa Indonesia sudah semestinya siap menghadapi industri 4.0 sebab revolusi jenis ini sudah berulang kali terjadi.
"Dalam rentang yang tidak lebih dari 100 tahun kita sudah menghadapi versi revolusi industri hingga 4.0. Maka dari itu kita jangan kalah dari pendatang baru," ujar dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.