Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Ini Rating Utang PGN untuk Akuisisi Pertagas

Kompas.com - 10/07/2018, 14:15 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

Ketiga, faktor fundamental yang tidak kalah pentingnya adalah adanya dukungan pemerintah atas rencana bisnis PGN ke depan sebagai anak usaha dari holding BUMN Migas yaitu PT Pertamina (Persero).

Baca juga: PGN dan Pertagas Resmi Bersatu, Kinerja PGN Diprediksi Meroket

Pengalihan 56,96 persen saham seri B milik Pemerintah di PGN ke Pertamina beberapa waktu lalu, ditambah dengan tetap dikuasainya saham seri A Dwiwarna PGN oleh negara, menurut Moody's merupakan jaminan atas setiap aksi korporasi korporasi yang dilakukan PGN ke depan.

"Kami meyakini Pemerintah Indonesia akan terus memberi dukungan bagi PGN untuk mengoptimalkan aset yang dimilikinya. Apalagi dengan tetap menguasai saham dwiwarna, maka pemerintah masih memiliki hak veto untuk menyetujui keputusan strategis yang baik untuk perusahaan ke depan," kata Tyagi.

Perlu diketahui, rating Baa2 dengan outlook stabil yang diberikan Moody's bukan hanya berlaku bagi pendanaan akuisisi 51 persen saham Pertagas saja, juga termasuk upaya mencari pendanaan untuk akuisisi sisa 49 persen saham Pertagas dari Pertamina.

"Penegasan peringkat ini Moody's didasarkan atas harapan bahwa ke depan PGN akan mendanai kembali akuisisi sisa 49 persen saham Pertagas dan tetap mempertahankan keuangannya dengan baik. Sebaliknya, peringkat bisa diturunkan bila jika terjadi pelemahan keuangan PGN," kata dia.

Dana eksternal

Analis Senior PT Samuel Sekuritas Indonesia Arandi Ariantara memperkirakan, PGN tidak akan kesulitan dalam mencari pendanaan eksternal sekitar Rp 11,06 triliun untuk menuntaskan pembelian mayoritas saham Pertagas.

"PGN itu nett gearing ratio-nya hanya 43 persen di 2017 belum mencapai 100 persen atau 1 kali. Ketika dia meminjam 800 juta dollar AS, itu nett gearing-nya hanya bertambah ke 91 persen atau tetap tidak sampai 1 kali. Sehingga kalau dia mau meminjam saja dari bank, itu masih kuat," jelas Arandi.

Ia menambahkan, selain itu PGN juga melakukan bisnis dalam denominasi dolar Amerika Serikat. Sehingga gejolak nilai tukar rupiah terhadap dollar, tidak berpengaruh pada pembukuan PGN.

"Jadi PGN bisa pinjam dalam denominasi dollar. Mau naik turun rupiah tidak berpengaruh ke mereka," katanya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com