Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Beberapa Produk China yang Dikenai Sanksi Tarif oleh AS

Kompas.com - 12/07/2018, 07:30 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Presiden Trump pada Selasa (10/7/2018) waktu setempat baru saja memublikasikan daftar barang impor China yang akan dikenakan tarif bea masuk 10 persen. Nilai perdagangan produk impor China tersebut memiliki total nilai sekitar 200 miliar dollar AS per tahun.

Sebelumnya, pada Jumat (3/7/2018), Amerika Serikat telah secara efektif memberlakukan bea masuk sebesar 25 persen untuk produk impor China senilai 34 miliar dollar AS yang berupa, pemanas air, X-Ray, komponen mesin, roda pesawat, dan produk industri lain.

China pun segera membalas dengan mulai efektif memberlakukan tarif dengan nilai 34 miliar dollar AS terhadap produk Amerika seperti kedelai, daging babi, dan kendaraan listrik.

Pada daftar yang dirilis hari Selasa lalu, AS menargetkan produk-produk manufaktur penting untuk keperluan industri. Produk tersebut berupa barang elektronik, tekstil, baja dan suku cadang otomotif.

Selain produk industri tersebut, juga beberapa produk secara spesifik disebutkan, seperti kulkas, tas, kapas, dan baja serta alumunium China.

Adapun produk makanan dan produk konsumsi pribadi yang turut berada dalam datar produk yang dikenai tarif bea masuk kali ini.

Beberapa produk tersebut berupa bahan pangan olahan dari ikan seperti sarden, tuna dan ikan cod. Begitu pula dengan produk makanan lain seperti bawang, kubis, jeruk dan ceri.

Bahkan, beberapa produk kecantikan juga nampak terlihat dalam daftar produk China yang dikenai tarif impor, seperti shampo dan alat make up.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com