China sempat melarang agen travel menjual paket perjalanan ke Korea Selatan.
Walau tentu saja, beberapa pihak menilai tindakan ini akan terlalu ekstrim.
3. Devaluasi Mata Uang
Melemahkan nilai mata uang yuan akan mendorong ekspor China dengan membuat harga produk menjadi lebih murah bagi negara lain, selain itu juga dapat mengimbangi keneaikan harga yang disebabkan oleh penerapan tarif AS.
Analis mengatakan, kondisi bank sentral China yang tidak mendorong nilai mata uang mereka, yuan, ketika anjlok belakangan ini, merupakan tindakan yang menunjukkan bahwa mereka menyerahkan semuanya kepada kekuatan pasar.
Meski, mengingat yuan telah terkoreksi cukup dalam terhadap dollar AS, analis juga menilai bank sentral perlu untuk melakukan intervensi saat ini.
4. Menjual Obligasi AS
China memiliki lebih dari 1 triliun dollar AS obligasi pemerintah Amerika Serikat, sehingga dikhawatirkan China memiliki sedikit kontrol terhadap ekonomi AS.
Namun, jika China menjual begitu saja obligasi tersebut, justru akan mengancam perekonomian setempat. Hal tersebut akan mengurangi nilai aset yang China miliki, selain itu dapat mengurangi likuiditas dari pasar surat utang.
5. Turut Ikut Campur dalam Diskusi Korea Utara
Sebelumnya, Presiden Trump sempat mengatakan dalam salah satu tweetnya, bahwa China bisa saja ikut campur dalam proses negosiasi denuklirisasi antara Amerika Serikat dan China Utara.
Hal ini justru menjadi salah satu kartu yang bisa dimainkan dengan mudah oleh China. Dengan turut ikut campur dalam proses negosiasi ini, China tidak hanya mengancam AS secara ekonomi, tetapi juga geopolitik.
6. Fokus terhadap Ekonomi Domestik
China juga bisa fokus terhadap kondisi pertumbuhan ekonomi domestik mereka, dengan memperluas dan mempererat hubungan dagang dan investasi dengan negara-negara lain.
Dengan melakukan diversifikasi ini, maka pertumbuhan ekonomi China tidak hanya mengandalkan dari hubungan ekonomi mereka dengan Amerika Serikat saja.
Ekonom HSBC Julia Wang mengatakan, China pun akan memperluas hubungan dagang mereka, salah satunya dengan Uni Eropa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.