Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kendala Kemenhub untuk Revisi Tarif Batas Bawah Pesawat

Kompas.com - 24/07/2018, 19:35 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan bahasan tentang revisi tarif batas bawah pesawat masih terkendala beberapa hal.

Kendala yang dimaksud adalah adanya dua kepentingan yang berbeda, yakni kepentingan dari sudut pandang masyarakat dengan sudut pandang airline atau maskapai.

"Kendalanya kan tadi, disampaikan melalui DPR, masyarakat tidak setuju kalau tarifnya jadi mahal. Sementara airline maunya tinggi, kan kami mesti balancing dari berbagai kepentingan itu," kata Budi usai rapat dengan Komisi V di DPR RI, Selasa (24/7/2018).

Revisi tarif batas bawah sebelumnya telah diminta oleh Garuda Indonesia, mengingat harga bahan bakar avtur naik sehingga membebani neraca keuangan perusahaan maskapai pada umumnya.

Baca juga: Harga Avtur Tinggi, Garuda Indonesia Minta Tarif Batas Bawah Dikaji

Garuda Indonesia mengusulkan agar tarif batas bawah direvisi dari yang sebelumnya 30 persen menjadi 40 persen.

Jika tarif batas bawah pesawat jadi dinaikkan, maka akan ada penyesuaian harga tiket. Hal inilah yang kemudian mendapat keberatan dari anggota DPR yang mengaku mewakili kekhawatiran masyarakat.

"(Pembahasan revisi tarif batas bawah pesawat) belum selesai. Mudah-mudahan dalam sebulan ini selesai," kata Budi.

Baca juga: Kemenhub Evaluasi Tarif Batas Bawah Pesawat

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Nugraha Mansury sebelumnya menyebutkan, kenaikan harga bahan bakar avtur sangat mempengaruhi operasional dan beban perusahaan setahun belakangan. Dia mencatat, pada 2017 saja, kenaikan avtur mencapai 29 persen.

Sedangkan pada 2018 sampai Mei lalu, kenaikan harga avtur juga terjadi hingga 11 persen.

Sementara dalam satu tahun, Garuda Indonesia mengalokasikan anggaran hingga 1 miliar dollar AS untuk bahan bakar avtur yang setara dengan 33 sampai 35 persen dari total biaya operasional perusahaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com