Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Keuangan Syariah Indonesia Kalah dari Thailand, dan Australia

Kompas.com - 26/07/2018, 07:30 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyatakan bahwa perkembangan aset syariah Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga, Malaysia.

Padahal, kata Bambang, populasi muslim di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan di Malaysia.

"Ada suatu periode di mana sulit sekali aset dari perbankan syariah melewati 5 persen dan jika dibandingkan aset perbankan syariah Malaysia yang sudah 20 persen. Secara presentase kita jauh di bawah," kata Bambang dalam High Level Discussion Indonesia: Pusat Ekonomi Islam Dunia, di Kantor Kementerian PPN, Jakarta, Rabu (25/7/2018).

Tak hanya kalah dari Malaysia, perkembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia juga turut tertinggal dari negara semacam Thailand dan Australia. Padahal, jumlah penduduk muslim di sana sangat kecil bila dibandingkan dengan Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo pun mengaku khawatir dengan kondisi tersebut. Seharusnya, kata Perry, perkembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia bisa lebih baik dari negara-negara itu.

"Saya pribadi merasa prihatin dengan perkembangan ekonomi dan keuangan halal di Indonesia karena tertinggal jauh dari begitu majunya perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di negara-negara lain," tutur Perry.

Perry menambahkan bahwa Thailand saat ini menguasai ekspor produk makanan halal dengan presentase 25 persen dari kebutuhan global. Sementara Australia tercatat menjadi negara penghasil daging halal terbesar di dunia

Adapun Bambang menambahkan, ketertinggalan aset keuangan syariah di Indonesia disebabkan oleh sektor keuangan syariah di Indonesia yang masih berjalan sendiri-sendiri.

Padahal, semestinya untuk meningkatkan keuangan syariah juga perlu dibarengi dengan sektor riil.

"Kita berpikir bahwa sektor keuangan konvensional dan syariah tidak bisa berdiri sendiri. Sektor keuangan akan bergerak pesat kalau dibarengi dengan sektor riil. Salah satu penyebab yang belum diharapkan karena sektor riil dengan keuangan syariah belum berkembang baik di Indonesia," jelas Bambang.

Hal itu semakin diperkuat dengan pernyataan Menko bidang Perekonomian Darmin Nasution yang menyebutkan bahwa perkembangan keuangan syariah di Indonesia masih belum terlalu baik walaupun menunjukkan adanya dalam kurun waktu dua tahun ke belakang.

"Aset keuangan syariah Indonesia memang naik dari 47,6 juta dollar AS pada 2016 menjadi 81,8 juta dollar AS per tahun 2017 atau meningkat dari peringkat 9 menjadi peringkat ke 7 dunia. Namun pangsanya baru 8,4 persen terhadap keuangan secara nasional," pungkas Darmin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com