Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Anjlok, Masyarakat Borong Emas

Kompas.com - 30/08/2018, 06:06 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Aneka Tambang Tbk mengaku diuntungkan saat rupiah terpuruk terhadap dollar AS. Dalam semester I-2018, Antam mencatat volume penjualan emas sebesar 13.760 kilogram naik 317 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan, begitu tahu nilai dollar AS naik, masyarakat beramai-ramai membeli emas. Pertumbuhan ekspor emas tidak signifikan, namun penjualan di dalam negeri naik drastis.

Selama semester I, berdasarkan Jisdor (Jakarta interbank spot dollar rate) rupiah melemah 6,4 persen terhadap dollar AS. Yakni dari Rp 13.542 per dollar AS pada awal Januari 2018, menjadi Rp 14.413 per dollar AS, pada akhir Juli 2018.

"Imbas melemahnya rupiah, orang lebih beli emas. Permintaan emas meningkat di dalam negeri," ujar Arie di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (29/8/2018).

Arie mengatakan, penjualan emas untuk domestik lebih menguntungkan bagi Antam karena melalui proses manufakturing. Batangan emas dipotong-potong kecil, baru diedarkan dengam beragam ukuran.

Baca juga: Hingga Akhir Mei 2018, Antam Jual 12,8 Ton Emas

"Kalau ke luar negeri kita jual batangan yang sekilo. Yang dipotong kecil ini memberi keuntungan lebih besar," kata Arie.

Di samping itu, penjualan emas naik karena strategi dan inovasi yang dilakukan Antam untuk produk logam mulia.

"Dengan kemasan baru, permintaan dalam negeri meningkat," kata Arie.

Volume produksi emas Antam pada semester I 2018 juga mengalami peningkatan. Emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung tumbuh 3 persen mencapai 1.041 kilogram. Komoditas emas merupakan penyumbang pendapatan terbesar Antam, yakni Rp 8,2 triliun atau 69 persen dari total penjualan bersih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com