Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Putus Rantai Kemiskinan, Pemerintah Genjot Pembangunan SDM

Kompas.com - 31/08/2018, 15:55 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri mengatakan, pemerintah terus berupaya menekan angka kemiskinan melalui pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Langkah itu dinilainya efektif karena mampu memutus mata rantai kesenjangan keterampilan, yang mana akan berdampak terhadap penurunan angka kemiskinan.

"Kenapa orang miskin? Karena penghasilannya rendah? Kenapa rendah? Karena pekerjaannya tidak berkualitas. Kenapa tidak berkualitas? Karena pendidikannya rendah sehingga tidak mempunyai keterampilan. Kenapa pendidikannya rendah? Karena miskin. Berputar terus seperti lingkaran setan," kata Menaker dalam pernyataan tertulis, Jumat (31/8/2018).

Baca juga: Membedah Bagaimana Kemiskinan Bisa di Bawah 10 Persen

Jika keterampilan meningkat, ia melanjutkan, maka tenaga kerja dapat memiliki pekerjaan yang berkualitas ataupun berwirausaha.

"Sehingga secara otomatis kesejahteraannya akan meningkat dan akan mengeluarkannya dari lingkaran setan kemiskinan," kata Menaker Hanif.

Saat ini kondisi ketimpangan keterampilan dan kompetensi kerja dipengaruhi oleh kondisi angkatan kerja Indonesia yang didominasi masyarakat berpendidikan menengah ke bawah (SD-SMP).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), 58 persen dari 133 juta jumlah angkatan kerja saat ini berasal dari lulusan SD-SMP.

Baca juga: Indonesia Masih Kekurangan Tenaga Kerja Berkualitas

Angka tersebut menjadi tantangan karena Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada 2035 nanti.

"Usia angka produktif akan meningkat bisa mencapai 70 persen. Kalau 70 persen ini berasal dari lulusan SD-SMP, ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi daya saing kita," ujarnya.

Strategi Kemenaker

Menaker Hanif Dhakiri pada acara Temu Raya Nasional ALMISBAT (Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat) di Depok, Jawa Barat, Rabu (29/8/2018).Dok. Humas Kemenaker Menaker Hanif Dhakiri pada acara Temu Raya Nasional ALMISBAT (Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat) di Depok, Jawa Barat, Rabu (29/8/2018).

Kementerian Ketenagakerjaan RI (Kemnaker) mendorong peningkatan kompetensi SDM Indonesia melalui berbagai program, seperti pelatihan vokasi di BLK, pemagangan di dalam dan di luar negeri, BLK Komunitas, dan program-program peningkatan kompetensi lainnya.

"Kami pun mendukung langkah-langkah tersebut melalui triple skilling, yakni skilling,  upskilling, dan reskilling," ujar Menaker Hanif.

Skilling merupakan program bagi masyarakat yang belum memiliki keterampilan sehingga dapat masuk ke pasar kerja ataupun berwirausaha.

Sementara, up skilling ditujukan untuk meningkatkan keterampilan yang telah dimiliki.

Baca juga: Dongkrak Mutu Tenaga Kerja, Pelatihan Vokasi Butuh Suntikan Beasiswa

"Sedangkan bagi yang ingin alih profesi, reskilling dapat memberikan keterampilan baru yang susuai dengan kebutuhan industri," kata dia.

Selain itu, pemerintah menargetkan pada 2019 fokus pada pembangunan SDM. Untuk itu, pemerintah akan meningkatkan anggaran 2019 untuk pengembangan SDM menjadi Rp 14 triliun.

Kebijakan ini merupakan wujud kongkret agenda besar yang akan dilakukan Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla setelah pembangunan infrastruktur selama sekitar empat tahun terakhir.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com