Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah, Darmin Minta Semua Pihak Tunggu Hasil Upaya Pemerintah

Kompas.com - 05/09/2018, 15:41 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meminta semua pihak bersabar dalam menanti dampak positif sejumlah kebijakan pemerintah yang ditempuh guna menstabilkan nilai tukar rupiah. Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan hingga sempat menyentuh level Rp 15.000 per dollar AS pada Selasa (4/9/2018) kemarin.

"Sebenarnya kami tahu dari awal situasinya memang harus dilakukan langkah-langkah dan sudah dilakukan. Tapi, realisasi (dampaknya) memang tidak secepat yang diharapkan," kata Darmin seusai rapat di Badan Anggaran DPR, Rabu (5/9/2018).

Darmin menjelaskan, langkah yang diambil pemerintah pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan investasi serta mendorong laju ekspor. Dalam hal peningkatan investasi dan ekspor, pemerintah meluncurkan Online Single Submission (OSS) atau layanan perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik.

"Saat kami launching OSS, message-nya mau mendorong investasi dan ekspor secepat-cepatnya sehingga kami menciptakan perizinan yang paling sederhana. Memang (yang mengajukan izin) sampai 1.000 (orang) per hari, tapi investasinya kapan masuk ke sini? Perlu waktu artinya," tutur Darmin.

Baca juga: Rupiah Melemah, Sejumlah Anggota DPR "Protes" ke Sri Mulyani

Selain OSS, pemerintah juga telah mengimplementasikan penggunaan bahan bakar nabati jenis biodiesel 20 persen atau B20 sejak 1 September 2018. Terhadap upaya ini, pemerintah juga belum bisa menjanjikan dampaknya akan langsung terasa dan bisa langsung menguatkan nilai tukar rupiah.

"B20 itu sudah bergerak, tapi secepat-cepatnya bergerak, respons di pasar tidak kalah cepatnya. Artinya perlu waktu," ujar Darmin.

Upaya lain yang tak kalah penting adalah menggenjot devisa dari sektor pariwisata. Terhadap upaya ini, pemerintah telah membuat skema khusus Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui keputusan Komite Pembiayaan pada Agustus 2018 lalu.

Melalui skema KUR khusus itu, pelaku UMKM yang bergerak di sektor pariwisata bisa mengajukan kredit dengan berbagai kemudahan dan bunga yang murah sehingga bisa mengembangkan industri pariwisata secara keseluruhan. Jika semua upaya ini berjalan dengan baik, harapannya defisit transaksi berjalan bisa terkendali dan neraca perdagangan sampai akhir tahun dapat kembali surplus.

Pulihnya posisi neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan yang terkendali menjadi faktor yang menguatkan nilai tukar rupiah dalam menghadapi gejolak perekonomian global, termasuk penguatan dollar AS.

Baca juga: Kondisi Ekonomi 2018 Disebut Lebih Buruk Dibanding 1998? Ini Faktanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Kami Bingung...

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Kami Bingung...

Whats New
Ada Gangguan Persinyalan, Perjalanan KRL Lintas Bogor Terlambat 10-33 Menit Pagi Ini

Ada Gangguan Persinyalan, Perjalanan KRL Lintas Bogor Terlambat 10-33 Menit Pagi Ini

Whats New
Pertagas: Budaya Keselamatan Kerja Bukan soal Mematuhi Aturan, tapi Rasa Bertanggung Jawab

Pertagas: Budaya Keselamatan Kerja Bukan soal Mematuhi Aturan, tapi Rasa Bertanggung Jawab

Whats New
Investasi Reksadana adalah Apa? Ini Pengertian dan Jenisnya

Investasi Reksadana adalah Apa? Ini Pengertian dan Jenisnya

Work Smart
Harga Emas Terbaru 7 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 7 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pengusaha Sepatu Sulit Dapat Bahan Baku Berkualitas gara-gara Banyak Aturan Impor

Pengusaha Sepatu Sulit Dapat Bahan Baku Berkualitas gara-gara Banyak Aturan Impor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com