Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aleh Mengangkat Pamor Kopi Gunung Tilu ke Pasar Internasional

Kompas.com - 16/09/2018, 17:32 WIB
Bambang P. Jatmiko

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Kopi asal Pangalengan Bandung Jawa Barat belakangan ini mulai dikenal luas pasar, di samping komoditas teh serta susu sapi.

Di bawah brand Java Preanger, kopi yang dihasilkan dari Pangalengan mulai merambah ke mancanegara. Jepang menjadi negara pertama yang dimasuki. Belakangan ini, pembeli dari Jerman dan Spanyol juga mulai mengorder kopi dari tempat tersebut.

Kopi asal Priangan sendiri sebenarnya telah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda. Di mana, proses penanamannya merupakan bagian dari kebijakan Tanam Paksa. Hasil panen para petani saat itu itu diekspor ke seluruh dunia oleh Belanda dan sempat mendapat julukan “A Cup of Java”.

Salah satu wilayah Priangan yang menjadi penghasil kopi dengan kualitas tinggi adalah di daerah Gunung Tilu. Daerah ini berada di selatan kota Bandung yang memiliki kontur tanah bergunung-gunung.

Sempat meredup karena tergeser oleh komoditas lain, kopi asal Pangalengan perlahan mulai bersinar.

Naiknya pamor kopi asal wilayah ini tidak lepas dari peran Mochamad Aleh Setiapermana, yang mulai mengembangkan perkebunan kopi di wilayah ini sejak 1998.

Saat itu dia melihat bahwa komoditas ini memiliki masa depan yang cukup baik. Jauh menjanjikan ketimbang bertani sayuran, yang harganya sering anjlok karena permainan tengkulak. Sehingga merugikan para petani.

Meski melihat prospek bisnis komoditas ini jauh menjanjikan, namun perjalanan Aleh mengangkat kopi Pangalengan tak mudah. Banyak yang menertawakannya saat dia mulai menanam kopi. Ancaman juga kerap dia dapatkan. Utamanya dari mereka yang bisnisnya terancam jika petani sayuran berpindah menjadi petani kopi.

Namun dia bergeming. Aleh terus menanam kopi. Hingga lambat laun usahanya mulai menunjukkan hasil.

Datangnya pembeli asal Jepang menjadi penyemangat dia untuk semakin mengembangkan kopi di Pangalengan. Pembeli lokal juga tak mau kalah. Hingga dia kewalahan menerima permintaan kopi dari pasar.

Kesuksesan Aleh menanam kopi, mendorong petani lain mengikuti langkahnya. Lahan kopi di Pangalengan yang awalnya hanya seluas 4,5 hektare, terus bertambah. Terakhir, ada 250 hektare lahan yang telah ditanami komoditas ini. Di luar itu, masih ada 200 hektare lahan yang siap ditanami kopi.

Petani mulai merasakan perbaikan pendapatan. Pembeli semakin banyak yang datang. Aleh yang awalnya ditertawakan, akhirnya dipercaya menjadi ketua petani kopi yang bernaung di bawah Koperasi Produsen Kopi Margamulya.

Hingga saat ini total produksi kopi yang dihasilkan oleh para petani di bawah Koperasi Margamulya mencapai 100 juta ton setiap kali panen. Dari jumlah itu, 70 persen telah dikontrak oleh Mitsubishi Corp. Sedangkan sisanya disiapkan oleh untuk pembeli lokal.

"Untuk pembeli dari Jerman dan Spanyol, kopi yang dikirimkan masih belum banyak. Tapi ke depannya akan meningkat," uajrnya kepada jurnalis, Sabtu (15/9/2018).

Beri Pelatihan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Whats New
Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com