BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Schneider

Making Indonesia 4.0, Momentum Industri Indonesia Mapan

Kompas.com - 26/09/2018, 15:06 WIB
Haris Prahara,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pemerintah Indonesia telah resmi menggulirkan agenda nasional bertajuk Making Indonesia 4.0 beberapa waktu lalu. Dengan program itu, diharapkan negeri ini mampu menembus 10 besar negara elit dunia pada 2030.

Setidaknya ada lima sektor manufaktur yang bakal diprioritaskan pengembangannya pada tahap awal implementasi Making Indonesia 4.0.

Kelima sektor itu adalah industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik, serta kimia.

“Selama ini, kelima sektor industri itu mampu berkontribusi sebesar 60 persen untuk produk domestik bruto (PDB), kemudian menyumbang 65 persen terhadap total ekspor, dan 60 persen tenaga kerja industri ada di lima sektor tersebut,” ungkap Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, seperti dilansir Kompas.com, Senin (11/6/2018).

Asal tahu saja, gagasan Making Indonesia 4.0 tidak lepas dari perubahan zaman masa kini. Dunia tengah memasuki revolusi industri ke-4, yang ditandai dengan penggunaan mesin-mesin modern yang terintegrasi jaringan internet (internet of things).

Nah, momentum global tersebut membuat Indonesia tak ingin hanya berpangku tangan.

Making Indonesia 4.0 diyakini membuat proses produksi manufaktur menjadi semakin efisien dan sekaligus kompetitif.

Ilustrasi ekonomi digitalSHUTTERSTOCK Ilustrasi ekonomi digital
Terkait agenda nasional itu, pelaku bisnis pun menunjukkan optimismenya. Salah satunya seperti diutarakan Xavier Denoly selaku Country President Schneider Electric Indonesia.

Ditemui di sela-sela Innovation Summit Asia 2018 di Singapura, Jumat (21/9/2018), Xavier mengatakan, besarnya populasi menjadi salah satu modal negara ini memenangkan era revolusi industri jilid empat.

“Sebagai negara terbesar ke-4 di dunia, Indonesia potensial sekali untuk mendongkrak industrinya, terutama di sektor manufaktur,” ucap Xavier.

Hanya saja, imbuh dia, besarnya jumlah penduduk itu tentunya mesti diimbangi dengan kualitas yang mumpuni.

“Ya, saya rasa program revitalisasi SMK (sekolah menengah kejuruan) telah berjalan dan kami pun berupaya terlibat di dalamnya. Tinggal bagaimana mencetak mereka siap kerja ketika lulus,” sambung Xavier.

Country President Schneider Electric Indonesia Xavier DenolyKOMPAS.com/HARIS PRAHARA Country President Schneider Electric Indonesia Xavier Denoly
Menurut Xavier, Schneider Electric sebagai bagian dari pelaku bisnis di Indonesia, terus mendorong terciptanya iklim industri yang andal. Caranya, antara lain dengan melakukan ekspansi di sejumlah wilayah Tanah Air.

Baca juga: Era Digital, Jangan Sampai Listrik Hanya Sekadar Impian

"Kami telah mengidentifikasi, paling tidak ada 40 kota di Indonesia yang punya potensi untuk dikembangkan. Kotanya tak melulu besar, ada pula yang bersifat remote," tuturnya.

Wilayah seperti Kalimantan dan Sulawesi disebut Xavier memiliki potensi besar untuk digarap.

"Sebagaimana Anda tahu, pemenuhan energi antara pusat ibu kota Jakarta dengan kawasan remote belumlah seimbang. Ini menjadi fokus kepedulian kami juga," tuntasnya.


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com