"Kami tetap seperti ini saja, kan ini juga budaya yang harus dijaga, konsep kami tetap seperti ini," kata dia.
Kopi Klotok menawarkan nuansa rumah Jawa lawas dengan arsitektur dan ornamen bangunannya. Cara pemasakan dilakukan dengan menggunakan tungku di dapur bergaya lawas, juga halaman belakang yang berbatasan dengan lahan perkebunan jagung.
Belum lagi menu-menu yang disediakan memang benar-benar masakan rumahan biasa, yang mungkin saat ini mulai sulit untuk dijumpai.
Baca juga: Lezatnya Makanan Jawa Rumahan di Kopi Klotok
Menurut Sri Handayani, usaha ini ia awali dengan niat untuk bisa berguna bagi orang lain, selain juga untuk menyambung hidup. Sebab, saat memulai usaha, ia sudah mendekati masa pensiun sebagai seorang pegawai di salah satu bank swasta.
"Saya hanya ingin berguna buat orang banyak. Sejak awal sudah saya niatkan usaha ini dengan kata ikhlas," ujar Yani, saat berbincang dengan awak media di kediamannya, yang terletak persis di sebelah timur tempat usahanya, Sabtu (29/9/2018).
Yani mengaku kerap mendapat laporan adanya kecurangan yang dilakukan tamunya dengan tidak membayar ke kasir, usai menyantap hidangan yang diambil.
"Sering dapat laporan, ada yang makan dibawa ke sebelah sana (menunjuk arah timur), setelah itu langsung pergi tidak bayar, tidak apa-apa, dari awal saya sudah ikhlas buka usaha ini," kata ibu empat anak ini.
Hal yang demikian kerap terjadi karena sistem pembayaran dilakukan di akhir, seusai makan. Setelah memilih dan mengambil menu, pengunjung dapat langsung memilih tempat untuk menikmati makanan.
"Tidak apa-apa, yang jujur jauh lebih banyak. Nyatanya Kopi Klotok masih ada sampai sekarang, berarti tidak merugikan. Rezeki kan datangnya dari Tuhan," ujar Yani. sembari tersenyum.
Selain ikhlas, Yani memiliki satu prinsip hidup yang sangat ia yakini. Prinsip itu adalah prinsip berbagi. Tak hanya untuk hidupnya, dalam menjalankan usaha ini pun ia menerapkan prinsip itu.
"Biasakan sedekah, ketika menerima uang gaji, misalkan Rp 10 juta, keluarkan Rp 500.000 untuk berbagi sebelum kita mengambilnya untuk keperluan yang lain," ucapnya.
Dari usahanya ini, Yani mempekerjakan sejumlah 30 karyawan yang diambil dari orang-orang yang pernah bekerja membantu keluarganya dahulu.
"Ya Alhamdulillah bisa berbagi dengan janda-janda di sekitar sini," tutur Yani, ketika ditanya mengenai omzet yang didapat.
Kopi Klotok juga memberikan promo bagi setiap ibu hamil yang datang.
"Gratis bagi ibu hamil, bilang aja ke mas-mbaknya (pegawai) kalau (pengunjung) sedang hamil. Kan (pegawai restoran) enggak mungkin tanya satu-satu, nanti dibilang hamil ternyata bukan, kan malah tersinggung," ucap Yani, sambil tertawa.
Ia pun tak ambil pusing jika ada orang yang mengaku hamil hanya untuk mendapatkan gratisan.
"Ya itu tadi, ikhlas saja," ujar Yani.
Jadi, bagi Anda yang sedang berkunjung ke Yogyakarta dan ingin mendapatkan suasana 'rumah nenek' yang begitu kentara, bisa berkunjung ke Waroeng Kopi Klotok yang buka dari pukul 07.00 hingga 22.00.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.