Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Bank Exim, dari Perusahaan Dagang Belanda hingga Jadi Bank Mandiri

Kompas.com - 02/10/2018, 19:08 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi Bank Mandiri yang berulang tahun hari ini, usia 20 tahun tentu sesuatu yang tak sebentar.

Apalagi, bank ini terbentuk dari gabungan empat bank dengan latar belakang yang "berbeda" dalam melayani konsumennya. Ada yang melayani sektor industi, pertambangan, ekspor/impor dan juga melayani pembiayaan.

Butuh sekitar dua tahun untuk mengintegrasikan perbedaan tugas dan fungsi bank tersebut ke dalam Bank Mandiri. Sebagai bank baru, tentunya mempunyai tantangan tersendiri.

Namun, tak banyak yang tahu bahwa tiga dari empat bank tersebut merupakan warisan kolonial Belanda. Satu di antaraya murni milik pribumi.

Salah satu bank warisan kolonial yaitu bernama Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim). Bank ini awalnya merupakan perusahaan dagang Belanda, Nederlandsche Handel Maatsehappij (NHM).

Berdiri di Den Haag

Perusahaan bernama Nederlandsche Handel Maatsehappij (NHM) didirikan di Den Haag pada 29 Maret 1824. Tujuannya adalah untuk menggalakkan perdagangan demi perekonomian nasional di Belanda karena peperangan.

Berbasis sebagai perusahaan ekspor/impor barang untuk memperluas hubungan dagang dan membuka relasi hubungan baru dengan berbagai negara. Selain itu, perusahaan ini untuk menggantikan peran dari VOC yang telah bangkrut karena korupsi.

Berkat keseriusannya, NHM bisa membuka perwakilan cabangnya di Hindia Belanda pada 1826. Batavia menjadi lokasi pertama sebagai cabang perwakilannya.

Berkantor pusat di Jakarta, tepatnya terletak di Noordwijk Weltevreden (sekarang Jalan Kantor Pos). Perencana pembangunannya dilakukan oleh Ed Cuypers and Hulswit, sebuah biro perencana yang merupakan kolaborasi dari dua orang arsitek.

Bangunan dua lantai ini dapat dilihat sistem tata letak bangunan di pusat kota Jakarta, sangat mirip dengan Kota Amsterdam, berderet dan berdempet, menjorok ke dalam dan menghadap ke sebuah kanal

NHM di Batavia dikenal dengan Factorij Nederlandsche Handel Maatsehappij. Berawal dari situlah, bank bisa memperluas jaringannya ke Banjarmasin, Palembang dan bahkan Bangka.

Ketika Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch memegang kendali, Hindia Belanda menerapkan sistem tanam paksa. Sistem budidaya tanaman yang "keras" mulai diberlakukan.

NHM mengambil peran dalam sistem ini untuk mengekspor hasil perkebunan dan rempah-rempah ke berbagai wilayah. Selain itu juga membeli hasil rempah-rempah. Pemasukan pihak kolonial menurun akibat sistem ini dihentikan.

NHM membuat terobosan lain untuk melakukan usaha bank baik deposito, rekening koran dan produk lainnya. Semua ini untuk mengatasi kerugian.

Nasionalisasi

Pesta Kopi Mandiri yang diadakan di Museum Bank Mandiri Jakarta pada akhir pekan ini, 29-30 April 2017.tKOMPAS.COM/ALEK KURNIAWAN Pesta Kopi Mandiri yang diadakan di Museum Bank Mandiri Jakarta pada akhir pekan ini, 29-30 April 2017.t
Setelah Indonesia merdeka, bank ini mulai mendapat sentuhan dari Pemerintah Indonesia. Berdasarkan peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1960 keberadaan NHM dilebur menjadi Bank Koperasi Tani dan Nelayan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 30 April 2024

Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 30 April 2024

Spend Smart
Jalin Kerja Sama dengan Iran, Indonesia Siap PerkuatPertanian dengan Teknologi

Jalin Kerja Sama dengan Iran, Indonesia Siap PerkuatPertanian dengan Teknologi

Whats New
IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Masih Lesu

IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Bank Danamon Cetak Laba Bersih Rp 831 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Danamon Cetak Laba Bersih Rp 831 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Kasus Sepatu Impor Bayar Rp 31 Juta, Bos Bea Cukai: Sudah Selesai, Kita Transparan dan Akuntabel

Kasus Sepatu Impor Bayar Rp 31 Juta, Bos Bea Cukai: Sudah Selesai, Kita Transparan dan Akuntabel

Whats New
Perpanjangan Izin Tambang Vale hingga 2045 Telah Terbit

Perpanjangan Izin Tambang Vale hingga 2045 Telah Terbit

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Whats New
Harga Daging Ayam di Bawah HET, Mendag: Kalau Segini Terus-terusan Peternak Rugi

Harga Daging Ayam di Bawah HET, Mendag: Kalau Segini Terus-terusan Peternak Rugi

Whats New
Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cukai Sebut Ada Miskomunikasi

Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cukai Sebut Ada Miskomunikasi

Whats New
Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Whats New
Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus 'Outsourcing'

Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus "Outsourcing"

Whats New
[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Whats New
Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Whats New
AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi 'Lender Institusional'

AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi "Lender Institusional"

Whats New
Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com