Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Pelemahan Rupiah, BI Perkuat Koordinasi dengan menkeu dan OJK

Kompas.com - 05/10/2018, 18:31 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, pihaknya terus berupaya agar nilai tukar rupiah tidak semakin lemah.

Cara pertama yakni dengan melakukan penetrasi pada pasar valuta asing (valas).

"Satu, kita terus berada di pasar tidak hanya memantau tapi langkah-langkah stabilisasi yang diperlukan sesuai dengan mekanisme pasar. Menjaga agar suplai demand bergerak secara baik di pasar valas," kata Perry di Jakarta, Jumat (5/10/2018).

Langkah kedua, BI pun akan terus berkoordinasi dengan pemerintah dan pihak terkait untuk menjaga stabilitas ekonomi dan sistem keuangan di Indonesia.

"Kedua tentu saja berkomuniaksi dengan para pelaku. Dengan perbankan, sektor riil termasuk komunikasi dengan eksportir maupun para importir kalangan pengusaha. Sejauh ini suplai demand berjalan baik,” papar Perry.

Tak lupa, Perry pun mengapresiasi kepada para pengusaha yang bersama menyuplai valasnya.

Selanjutnya, instrumen kebijakan baru dari BI soal transaksi pasar Non Deliverable Forward (DNDF) di dalam negeri atau Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), diharapkan dapat mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.

"Tiga, tentu saja mempercepat perisapan teknis berlakunya domestik NDF. Secara ketentuan kan sudah berlaku tetapi teknis operasional perlu ada persiapannya," jelas Perry.

Langkah terakhir yakni dengan mendorong beberapa kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan.

"Koordinasi dengan Bapak Menko (Darmin Nasution) Ibu Menkeu (Sri Mulyani Indrawati), Ketua OJK (Wimboh) terus diperkuat langkah lanjutan penurunan defisit," papar Perry.

Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS kian melemah beberapa hari ini. Pada, Jumat (5/10/2018) rupiah berada pada angka Rp 15.183 pada penutupan pasar spot sore.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com