Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Dahsyat, Pangan Lokal Tingkatkan Stamina Wisatawan Asing di Bali

Kompas.com - 08/10/2018, 15:00 WIB
Mikhael Gewati

Editor

Pertama secara biogenik yang bermanfaat meningkatkan potensi tubuh. Kedua, biostatik, yang berperan tidak melemahkan tubuh. Ketiga, biosidik, bermanfaat melemahkan tubuh. 

“Jadi sebaiknya carilah makanan dan minuman yang biogenik, minimal biostatik. Kalau tubuh sudah kuat, kita bisa lebih bebas memilih makanan karena organ-organ kita akan cukup kuat menahan dampak makanan minuman yang buruk dan mampu optimal dalam membuang racun,” beber dr. Hanson.

Adapun terkait dengan pangan lokal seperti kopi dan kedelai unggul, Hanson mengatakan bahwa makanan ini saat dites dengan prinsip body intelligence, bukan hanya mampu menguatkan banyak organ utama tetapi menguatkan organ vital, seperti pada gingseng tua. 

“Lebih dari itu, uji kinesiologi tentang kehebatan pangan lokal di wilayah Pura Besakih dan Pura Lempuyang di Karangasem dapat menjadi salah satu atraksi daya tarik wisatawan asing, " kata Hanson.

BACA JUGA"Uji Kinesiologi" Buat Pangan Lokal Diminati Wisatawan Danau Batur

Ini karena, kata Hanson, usai mereka mencicipi pangan lokal dan dilatih teknik yang sesuai prinsip body intelligence, mereka mengalami lonjakan stamina yang signifikan dalam waktu singkat.

Mereka langsung mampu naik turun tangga dengan tubuh semakin terasa ringan, kaki tidak pegal, ada dorongan dan tidak lelah. Bahkan malam harinya mereka bisa tidur pulas dan bangun tidur dengan badan terasa enak.

“Tidak hanya kopi dan kedelai saja, ternyata beragam tanaman pangan, buah, sayur, kentang, cabai, serta hasil perkebunan yang tumbuh di Indonesia memiliki kualitas unik sehingga mampu bersaing dibanding negara lain,” tambahnya.

 

Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi mengatakan, program konsumsi pangan lokal dan cintai produk petani ini dipastikan lebih menjangkau banyak kalangan. Ini karena program ini hasilnya konkrit, bisa langsung ditunjukkan dengan perubahan stamina sebelum dan sesudah mengonsumsi.

“Melalui program ini diharapkan kesadaran hidup sehat masyarakat pun meningkat. Tidak hanya itu, melalui turis nantinya dunia akan mengetahui keunggulan pangan lokal kita sebagai warisan budaya nenek moyang,” ujarnya

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem I Wayan Supandi yang hadir dalam acara tersebut, mengatakan program pangan lokal ini akan ditindaklanjuti melalui dukungan produksi pangan lokal.

Menurut dia, dukungan ini dibutuhkan karena program tersebut merupakan terobosan baru untuk meningkatkan kualitas dan kecintaan masyarakat terhadap pangan lokal.

“Kami tindaklanjuti karena manfaatnya luar biasa, pangan lokal menjadi diminati, wisatawan akan banyak datang, butuh sehat mencari pangan kita, produk petani menjadi laku, ekonomi lokal tumbuh, ujar Supandi.

Adapun salah satu peserta kegiatan sosialisasi pangan lokal dari Sub Terminal Agribisnis Desa Besakih, Karangasem, I Gusti Ngurah Alit mengatakan, baru kali ini mengatahui manfaat pangan lokal terhadap stamina tubuh setelah bertahun-tahun menggeluti pertanian.

“Saya baru kali ini tahu dan kagum pada pangan lokal, tadinya tidak percaya, kok bisa ya, aneh ya, tapi setelah dipraktekkan, ini sungguh luar biasa, sungguh hebat, pasti wisatawan sangat tertarik, saya mau minta benihnya dari Kementan,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com