Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tukarkan Dollar AS Senilai Rp 2 Triliun, Tahir Ajak Pengusaha Lain Menyusul

Kompas.com - 15/10/2018, 13:27 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bos Mayapada Group Dato Sri Tahir telah menjual uang dollar AS yang dia miliki sebesar Rp 2 triliun. Tahir pun mengajak para pengusaha untuk juga segera menukarkan dollar yang mereka miliki menjadi rupiah.

Dia juga meyakinkan para pengusaha untuk tidak khawatir dengan kondisi perekonomian di Indonesia.

"Kita harapkan pengusaha lain juga, kita juga yakin masih banyak pengusaha yang punya uang di Singapura. Tidak perlu khawatir dengan ekonomi Indonesia, itu pujian bukan dari saya tapi dari IMF ya," ujar dia ketika ditemui awak media di kawasan Bank Indonesia, Senin (15/10/2018).

Tahir yakin jika pengusaha dapat kompak menukarkan devisa yang mereka miliki dapat membantu stabilitas rupiah lantaran menambah jumlah pasokan valuta asing di dalam negeri.

Baca juga: Bos Mayapada Group Tukarkan Dollar ke Rupiah Senilai Lebih dari Rp 2 Triliun

"Sangat bisa, kalau semua pengusaha mau bersatu pasti bisa," ujar dia.

Adapun saat ini, nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp 15.222 per dollar AS di pasar spot Bloomberg setelah sempat melorot ke level 15.250 pagi tadi.

Sementara di kurs refrensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, saat ini rupiah berada pada posisi Rp 15.246 per dollar AS.


"Jadi kita kalau setor modal kan bisa dari uang rupiah juga bsia dari dollar. Tapi sekarang kita kan tahu rupiah ini dalam keadaan masih mencariposisi terbarik," jelas Tahir.

Selain menukarkan dollar, Tahir mengaku saat program pengampunan pajak (tax amnesty) digelar oleh pemerintah, dirinya turut berpartisipaso dalam program tersebut dan membawa pulang dananya ke Indonesia.

"Sebagai seorang warga negara, kebetulan kita juga sudah lakukan tax amnesty. Jadi saya pikir dari pada ditaruh di luar negeri, kembalikan ke sini dulu saja. Waktu itu ada rencana untuk aksi korporasi di Singapura, dan kita bayar tax amnesty-nya 4 persen karena waktu itu tidak termasuk repatriasi. Dan sekarang kita kembalikan ke Indonesia," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com