Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Migas Ditekan, Neraca Dagang Surplus

Kompas.com - 16/10/2018, 08:40 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor migas menjadi salah satu penyumbang surplus dalam neraca perdagangan September 2018. Badan Pusat Statistik mencatat adanya penurunan impor migas pada September 2018 dibandingkan Agustus 2018 sebesar 25,2 persen atau senilai 767,6 juta dollar AS. Pertumbuhan negatif terbesar dalam September 2018.

Penurunan impor migas dipicu turunnya nilai impor seluruh komponen migas, yakni minyak mentah turun 31,9 persen senilai 332,6 juta dollar AS, hasil minyak turun 23,06 persen atau senilai 391,1 juta dollar AS, dan gas turun 14,3 persen senilai 43,9 juta dollar AS. Volume impor migas pada September 2018 juga turun 26,71 persen menjadi 3,5 juta ton dari Agustus 2018 sebesar 4,8 ton.

"Untuk migas, baik nilai maupun volumenya mengalami penurunan," ujar Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti di kantor BPS, Jakarta, Senin (15/10/2018).

Hal ini membuat nilai impor Indonesia pada September 2018 turun 13,18 persen mencapai 14,6 miliar dollar AS. Turunnya impor migas salah satu penyumbang surplus pada neraca perdagangan September 2018. Data BPS menunjukkan bahwa neraca perdagangan September surplus 230 juta dollar AS.

Baca juga: Impor Migas Turun, Efek B20 Belum Terlihat

"Migas pada September defisit minus 1,07 miliar dollar AS. Baik minyak mentah maupun hasil minyak defisit," kata Yunita.

Sementara itu, pada kolom ekspor, sektor migas juga mengalami pertumbuhan negatif. Namun, penurunannya lebih kecil daripada persentase impor, yaitu minus 15,81 persen (mtm) senilai 1,2 miliar dollar AS. Volume ekspor migas September terhadap Agustus 2018 turun 18,92 persen atau senilai 2,4 juta ton.

Komoditas migas yang paling banyak diekspor adalah gas sebesar 637,4 juta dollar AS (minus 14,02 persen) dan minyak mentah sebesar 464,7 juta dollar AS (minus 17,69 persen).

B20 belum signifikan

Dalam satu tahun terakhir, impor migas tertinggi terjadi pada Agustus 2018 sebesar 3,04 miliar dollar AS. Penurunan ini lantas dikaitkan dengan upaya pemerintah mendorong penggunaan campuran biodiesel 20 persen atau B20. Namun, Yunita menganggap penerapan B20 belum berpengaruh signifikan terhadap turunnya impor migas.

"Dengan adanya kebijakan B20 ini pun juga belum terlalu kelihatan," ujar Yunita.

Namun, Yunita belum mengetahui apakah secara perlahan penerapan B20 akan berdampak signifikan untuk menekan impor migas. Ia berharap kebijakan pemerintah itu bisa membantu mengurangi impor bio diesel yang selama ini cukup tinggi.

"Harapannya paling tidak impor diesel berkurang dengan adanya campuran (minyak nabati) 20 persen," kata Yunita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com