Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asing Banyak Jual Saham, Investor Domestik Jangan Panik

Kompas.com - 29/10/2018, 06:11 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Investor asing masih melakukan aksi jual pada pasar modal domestik.

Pada perdagangan Jumat (26/10/2018) lalu, Indeks Harga Saham Gabungan berhasil menghijau 0,52 persen ke level 5.784.

Namun penguatan IHSG diiringi dengan aksi penjualan bersih (net sell) investor asing selama sepekan terakhir senilai Rp 326,42 triliun di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemodal asing memang tampak masih enggan mendekati pasar saham lokal.

Sejak awal tahun hingga akhir perdagangan pekan kemarin, indeks bursa saham Indonesia sudah merosot hingga 8,98 persen.  Asing sudah membukukan net sell senilai Rp 56,84 triliun. Angka ini lebih besar dari posisi akhir tahun lalu Rp 40,21 triliun. Porsi asing di pasar saham juga lebih besar yakni 47 persen dari akhir tahun lalu sebesar 36 persen.

Baca juga: Pasar Global Masih Bergejolak, Pilihan Saham Ini Layak Dilirik

Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada mengatakan, investor asing masih melakukan nett sell karena membutuhkan likuiditas di tengah kondisi pasar global yang tidak menentu.

Meski secara total tercatat nett sell, tapi Reza bilang bukan berarti mereka tidak punya posisi di saham-saham pasar modal Indonesia.

"Mereka tetap memiliki eksposur yang tinggi terhadap saham-saham di Indonesia seiring masih baiknya kinerja sejumlah emiten di Indonesia. Jadi, mereka lebih memanfaatkan momen negatifnya kondisi global untuk profit taking dan kembali masuk di saat harga sudah sangat rendah," tuturnya, Minggu (28/10/2018).

Dia mengatakan, keluarnya aliran dana asing dari pasar modal domestik membuat indeks melemah dan hingga akhir tahun, akan masih tercatat nett sell seiring sentimen di pasar yang cenderung variatif.

Namun, Reza menyarankan kepada investor dalam negeri agar jangan terlalu panik ketika pasar terjadi penurunan. "Bisa juga manfaatkan pelemahan untuk masuk di harga yang rendah," sebutnya.

Ia memprediksi pergerakan IHSG hingga akhir tahun akan berada di kisaran support di level 5.625 hingga 5.754. Sementara, resistance di level 6.025 hingga 6.055.

"Kalau untuk 2019, kita perlu melihat kondisi nanti karena akan tergantung dengan sejumlah sentimen yang ada," ucap dia.

Untuk saham-saham, ia merekomendasikan untuk seperti UNVR, ITMG, BBCA, HMSP, dan TLKM. Alasannya karena saham-saham berkapitalisasi besar biasanya cenderung jadi pilihan di saat kondisi pasar sedang volatil.

"Boleh beli saham UNVR dengan target harga di jangka panjang di level Rp 52.500 per saham. ITMG dengan target harga di level Rp 32.000 per saham. BBCA dengan target harga di level Rp 27.500 per saham. HMSP dengan target harga di level Rp 4.800 per saham dan TLKM dengan target harga di level Rp 4.650 per saham. (Krisantus de Rosari Binsasi)

Berita ini sudah tayang di Kontanc.co.id dengan judul Asing banyak jual, investor domestik jangan panik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com