Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Fokus ke Petani, Akhiri Polemik Data Beras

Kompas.com - 31/10/2018, 10:02 WIB
M Latief

Editor

Persoalan kedaulatan pangan tidak hanya terbatas pada pengelolaan sumber daya alam. Potensi tersebut tidak akan termanfaatkan maksimal tanpa dukungan sumber daya manusia mumpuni.

Karena itu, segala kebijakan Kementerian Pertanian menitikberatkan pada capaian utamanya, yaitu kesejahteraan petani. Hal itu terlihat dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang menjadi tolak ukur daya beli petani terus meningkat.

NTP tahun ini, tercatat mulai Januari sampai September, mencapai 102,25 atau naik 0,27 persen dibandingkan NTP periode sama pada 2014 lalu yang sebesar 101,98 persen.

Kesejahteraan petani juga terlihat dari membaiknya Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) dalam beberapa tahun terakhir. Data BPS menyebutkan, pada 2014 nilai NTUP (Pertanian Sempit tanpa Perikanan) hanya sebesar 106,05.

Namun, pada 2015 dan 2016 berturut-turut meningkat menjadi 107,44 dan 109,83. Nilai NTUP pada 2017 juga kembali membaik menjadi 110,03.

Syukur menuturkan, besarnya perhatian pemerintah terhadap regenerasi petani dituangkan dalam kebijakan anggaran yang difokuskan untuk bantuan sarana dan prasarana pertanian yang dapat digunakan oleh petani untuk berproduksi.

Selama hampir empat tahun kepemimpinan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, anggaran operasional untuk biaya seminar, perbaikan kantor, hingga biaya membeli kendaraan dipangkas. Anggaran operasional yang awalnya sebesar 48 persen, saat ini menjadi tinggal 8 persen.

"Sebanyak 85 persen anggaran tahun 2018 digunakan untuk sarana dan prasarana pertanian," kata Syukur.

Berdasarkan Surat Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan RI, pagu anggaran Kementan Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp21,7 triliun. Adapun alokasi anggaran terbesar diberikan untuk Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan di Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebesar Rp6 triliun.

Selanjutnya, Program Penyediaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Pertanian di Ditjen Sarana dan Prasarana Pertanian yaitu sebesar Rp5,1 triliun.

"Kami bersyukur selama empat tahun ini kebijakan yang dijalankan telah membawa sektor pertanian ke arah yang lebih baik. Ini terlihat dari ekspor komoditas pertanian yang semakin meningkat," ucap Syukur. 

Tercatat nilai ekspor pertanian tahun 2017, menurut Syukur, meningkat 24 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya. Sebaliknya, angka impor menurun di beberapa komoditas pertanian stretagis.

Tahun lalu, peningkatan produksi sejumlah komoditas strategis bahkan sudah berkembang menjadi prestasi ekspor. Indonesia berhasil mengirim beras khusus 3.456 ton, bawang merah 7.623 ton dan jagung 1.879 ton ke beberapa negara.

Pada 2018 ini, berdasarkan data ekspor sementara hingga bulan Agustus kemarin, tercatat ekspor beras konsumsi sudah mencapai 3.081 ton atau meningkat 117,78 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, bawang merah 3.038 ton atau naik 70,53 persen. Ekspor jagung segar bahkan mencatat pertumbuhan ekspor fantastis, yaitu meningkat 21.476 persen dari periode Januari – Agustus 2017 yang hanya 1.241 ton menjadi 267.859 ton pada periode sama tahun ini.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com