Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggunaan Produk Besi dan Baja Dalam Negeri Baru 70 Persen

Kompas.com - 09/11/2018, 15:51 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Serapan penggunaan penggunaan besi dan baja produk dalam negeri pada industri hulu Minyak dan Gas (Migas) kini baru mencapai 70 persen. Sehingga, sisanya harus dipenuhi dengan impor.

Untuk itu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) sepakat untuk meningkatkan penggunaanya. Komitmen ini sudah dituangkan dalam nota kesepahaman dua belah pihak dan diteken di Kantor SKK Migas, Jakarta Selatan, Jumat (9/11/2018).

"Kami butuh (kerja sama) yang long term (jangka panjang), kalau pengin gampang ya impor saja," kata Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi di Kantor SKK Migas, Jumat (9/11/2018).

Amien menilai, setidaknya ada tiga faktor utama minimnya serapan produk besi dan baja lokal di Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) hulu Migas.

Di antaranya, produk dalam negeri belum dapat memenuhi spesifikasi teknis yang disyaratkan kontraktor. Kemudian, masih ada kekhawatiran atau keraguan pihak kontraktor terkait kualitas produk pabrikan Tanah Air.

Selain itu, sisi waktu pengiriman material yang selalu tidak sesuai jadwal proyek.

Adanya kerja sama yang telah dijalin akan menyelesaikan persoalan klasik ini. SKK Migas akan memberikan daftar dan jumlah besi baja yang dibutuhkan industri hulu, yang kemudian para produsen anggota IISIA akan memberikan informasi harga yang wajar kepada SKK Migas hingga nantinya ada kecocokan harga antara keduanya.

"Layaknya seperti bisnis internasional long term (jangka panjang) kita harus bisa mencari harga yang wajar. (Harga) ketinggian tidak telalu bagus dan terlalu rendah juga tidak bagus. Karena itu dicari apa yang menjadi faktor penentu itu," papar dia.

Sementara itu, Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa, SKK Migas, Erwin Suryadi mengatakan, salah satu syarat utama pascakesepakatan ini yakni ketepatan waktu pengiriman. Karena perhitungan bisnis hulu migas sangat ketat, maka komponen pendukung berupa baja dan besi tidak boleh terlambat dikirim.

Kemudian, setelah SKK mengantongi daftar harga dari IISIA, pihaknya akan melalukan audit agar harga besi dam baja yang dijual benar-benar valid.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com