Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengukur Inflasi Melalui Harga Secangkir Kopi...

Kompas.com - 13/11/2018, 12:01 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

CARACAS, KOMPAS.com - Berdasarkan data Bloomberg Cafe Con Leche Index, saat ini inflasi di Venezuela telah mencapai 149.900 persen, mendekati 150.000 persen.

Data inflasi Bloomberg yang didasarkan pada harga secangkir kopi ini muncul lantaran pemerintah Venezuela tidak transparan terhadap data statistik kondisi perekonomiannya sejak Desember 2016 lalu.

Setelah Presiden Venezuela Nicolas Madura memutuskan untuk mengurangi lima angka nol dalam mata uang terbarunya, yaitu sovereign bolivar pada bulan Agustus lalu, harga-harga bahan pokok pun mulai terlihat normal. Harga kopi, misalnya, tidak lagi mencapai 2.500.000 boliver per cangkirnya, tetapi sebesar 25 bolivar. Tentu angka yang terakhir disebut terdengar lebih rasional dan terjangkau.

Namun, kurang dari tiga bulan berikutnya, stabilitas yang mulai terbentuk pun mulai goyah. Harga secangkir kopi di salah satu cafe di Caracas kini mencapai 120 bolivar, atau jika menggunakan nilai tukar lama, sama dengan 12 juta bolivar, atau jika dikonversi ke dollar AS senilai kurang dair 0,05 dollar AS.

Baca juga: Inflasi Venezuela Meroket hampir 150.000 Persen

Bloomberg pun menyatakan, tak butuh waktu terlalu lama lagi hingga akhirnya harga kopi di Venezuela dapat mencapai ribuan atau jutaan bolivar lagi.

Setelah lonjakan harga tersebut, indeks inflasi berdasarkan harga secangkir kopi menunjukkan inflasi tahunan di Venezuela mencapai 149.900 persen.

Salah satau alasan berlanjutnya lonjakan inflasi di Venezuela adalah gagalnya upaya Maduro menjaga stabilitas bolivar terhadap mata uang asing lainnya. Nilai tukar bolivar saat ini anjlok menjadi 270 bolivar per dollar AS di pasar gelap, di mana sebagian besar masyarakat Venezuela melakukan kegiatan jual beli dollar AS.

Inflasi Venezuela yang merupakan dampak dari defisit anggaran pemerintah yang begitu besar, juga karena peredaran uang bank sentral yang begitu masif pun semakin sulit dikendalikan.

Banyak restoran yang tak lagi peduli untuk mencantumkan harga makanan mereka, begitu pula dengan toko-toko. Pelayan restoran ataupun penjaga toko memilih untuk menginformasikan harga ketika konsumen menanyakan harga barang yang akan mereka beli.

Adapun beberapa peyedia jasa seperti dokter gigi dan layanan kesehatan laun memilih untuk menghargai jasanya dengan dollar untuk menghindari lonjakan harga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com