Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Mentah Jatuh, Brent Dipatok 65 Dollar AS Per Barrel

Kompas.com - 14/11/2018, 09:35 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Harga minyak mentah anjlok ke titik terendahnya bulan ini, setelah bulan lalu sempat mencapai titik tertingginya lantaran pasokan yang mulai meningkat dan diprediksi berlebih tahun depan.

Dikutip dari CNBC, minyak mentah patokan Amerika Serikat West Texas Intermediate pada perdagangan Selasa (13/11/2018) mengalami penurunan harga 4,24 dollar AS atau 7,1 persen menjadi 55,69 dollar AS per barrel. Angka tersebut terendah sejak 16 November 2017.

Sedangkan minyak mentah Brent turun 4,28 barrel atau 6,1 persen menjadi 65,84 persen.

Baik harga WTI atau Brent telah jatuh lebih dari 20 persen dari harga tertinggi mereka bulan lalu.

Anjloknya harga minyak mentah ini disebabkan desakan pemerintahan Presiden Trump kepada Organisasi Produsen Minyak Mentah Dunia (OPEC) dan Arab Saudi untuk mempertahankan kebijakan mereka secara bertahap yang turut membantu menjaga harga minyak.

Namun, OPEC dan negara-negara sekutunya pun saat ini kembali mempertimbangkan pemangkasan produksi seiirng dengan jatuhnya harga minyak emntah dalam enam minggu terakhir.

Mereka dikabarkan akan mengumumkan pembatasan output terbaru pada pertemuan OPEC pekan depan, akan tetapi adanya intervensi dari Trump mendorong keputusan tersebut kian tak pasti.

Sementara itu, semakin turunnya harga minyak pun beriringan dengan aksi jual di pasar saham yang mendorong investor untuk melepaskan aset berisiko yang mereka miliki. Tanda-tanda kelebihan pasokan minyak menjadi faktor lain yang menekan harg minyak.

Namun, permintaan terhadap minyak mentah masih akan tiggi tahun depan. Diperkirakan akan melampaui 100 juta barrel per hari. Tetapi analis merevisi proyeksi pertumbuhan permintaan yang lebih rendah.

Padahal, OPEC dan Rusia telah meningkatkan output produksi mereka, dan Amerika Serikat pun juga meningkatkan pasokan minyaknya.

OPEC pun juga telah merevisi perkiraan pertumbuhan permintaan minyak mentah tahun 2019. Mereka menyatakan, peningkatan produksi dari negara-negara non-OPEC akan melebihi pertumbuhan permintaan minyak mentah tahun depan.

"Revisi kke bawah baru-baru ini terhadap ramalan pertumbuhan ekonomi global dan ketidakpastian turut menegaskan tekanan yang muncul pada permintaan minyak dalam beberapa bulan terakhir," sebut OPEC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com