Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasio Pajak Kecil, Prabowo Anggap Indonesia Perlu Belajar dari Zambia

Kompas.com - 22/11/2018, 06:00 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menganggap pemerintah gagal mengelola perekonomian, termasuk pajak. Ia lantas membandingkan rasio pajak Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain.

Rasio pajak di Thailand sebesar 15,5 persen dan Malaysia 13,7 persen, sementara Indonesia hanya 10,3 persen. Dari data yang disampaikan Prabowo, Zambia memiliki peringkat lebih baik dari Indonesia terkait rasio pajak.

"Zambia juga tax ratio-nya jauh lebih baik dari kita dan mungkin kita perlu belajar dari Zambia," ujar Prabowo di acara Indonesia Economic Forum 2018 di Jakarta, Rabu (21/11/2018).

Baca juga: Rasio Pajak di Bawah Standar Bank Dunia, Sri Mulyani Malu

Prabowo juga membandingkan rasio pajak Indonesia saat ini dengan era Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto. Saat itu, kata dia, rasio pajak Indonesia selalu di atas 14 persen. Bahkan pernah hingga 16 persen.

"Di era Soeharto yang otoriter katanya, tapi tax ratio selalu di atas 14 persen," kata Prabowo.

Oleh karena itu, Prabowo ingin ke depannya Indonesia mampu memperbaiki rasio pajaknya. Sebab, semakin kecil rasio pajak, maka semakin sedikit pula penerimaan negara yang menyebabkan utang semakin besar.

Prabowo mengatakan, menurut pakar Bank Dunia, Indonesia bisa saja mencapai rasio pajak 18-20 persen. Namun, ia menganggap pemerintah saat ini tak mampu mengelolanya.

"Ini 6 persen dari GDP kita kehilangan 60 miliar dollar AS karena inefisien birokrasi dan attitude yang kurang dalam mengelola ekonomi," sebut Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com