Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2019, CIMB Niaga Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 4,9 Persen

Kompas.com - 28/11/2018, 17:10 WIB
Putri Syifa Nurfadilah,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perekonomian Indonesia tahun depan diprediksi masih dihadapkan pada banyak tantangan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diiproyeksi sebesar 4,9 persen persen atau sedikit lebih rendah dan rerata 2018 yang berada di 5 persen persen.

"Volatilitas di pasar finansisial sebagai konsekuensi kurangnya likuiditas akibat naiknya suku bunga akan terus berlanjut. Kondiisi tersebut muncul akibat tekanan dan faktor eksternal dan kondisi pasar domestik yang kemudian berimbas pada pertumbuhan ekonomi nasional," jelas Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) Adrian Panggabean di Grha CIMB Jakarta, Rabu (28/11/2018).

Menurut dia, faktor eksternal menyebabkan dua pertiga atau sekitar 70 persen terhadap sentimen pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kemudian, faktor internal disebutnya menyumbang satu pertiga atau sekitar 30 persen sentimen pertumbuhan tersebut.

Baca juga: Goldman: Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat Tahun Depan

"Sentimen berdasar faktor eksternal menyumbang mungkin dua pertiga (sekitar 70 persen), sedangkan faktor internal mungkin satu pertiga (sekitar 30 persen) karena kondisi current account deficit (CAD) terhadap pertumbuhan ekonomi nasional," jelas Adrian.

Dia memaparkan, adapun sentimen global yang berpengaruh yakni kenaikan suku bunga acuan The Fed yang diprediksi Adrian akan meningkat dua hingga tiga kali selama tahun 2019.

"Prospek berlanjutnya normalisasi suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Fund Rate (FFR) sebanyak dua hingga tiga kali pada tahun depan," tutur dia.

Kemudian, perlambatan ekonomi China yang turut berpengaruh. Juga, prospek normalisasi moneter di Zona Eropa, gesekan geopolitik yang berimbas pada harga minyak, serta prospek berlanjutnya perang dagang antara AS dan China.

Baca juga: BI Prediksi Defisit Transaksi Berjalan di Bawah 3 Persen Tahun Ini

Selain itu, dari faktor internal kondisi CAD dan kenaikan bunga acuan Bank Indonesia 7-Day Reverse Repo Rate juga (Bl 7-DRRR) juga turut berpengaruh.

Tak pelak, faktor internal lain yang turut memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan adalah kebijakan fiskal pemerintah yang tidak ekspansif. Hal ini juga merupakan konsekuensi dari rendahnya nisbah pajak atau tax ratio yang kemudian diaksentuasi oleh efek kebijakan suku bunga dalam menjaga nilai rupiah, namun berdampak pada pelemahan dinamika sektor riil.

Kemudian, faktor inflasi juga berpengaruh, walaupun Adrian menilai sepanjang 2019 akan tetap rendah.

"Saya melihat baik headline inflation maupun core inflation tahun depan akan berada di bawah median target BI," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Penempatan di IKN, Pemerintah Buka Formasi 14.114 CPNS dan 57.529 PPPK

Whats New
Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Daftar 8 Instansi yang Buka Lowongan CPNS 2024 Lewat Sekolah Kedinasan

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Mendag Sebut Rumah Potong Hewan Wajib Punya Sertifikat Halal Oktober 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com