Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-tsunami, Bagaimana Nasib Investasi di KEK Tanjung Lesung?

Kompas.com - 24/12/2018, 19:20 WIB
Murti Ali Lingga,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejauh ini beberapa investor mancangera berminat menanamkan modalnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung, Provinsi Banten.

Namun, bagaimana nasib dan kelanjutannya pasca-tsunami menerjanh kawasan ini pada Sabtu (22/12/2018) malam lalu?

Chairman Jababeka Group, Setyono Djuandi Darmono, mengungkapkan, investasi dari investor-investor tersebut akan terus berlanjut. Kejadian yang merenggut ratusan korban jiwa ini diklaim tak mempengaruhi niat pelaku untuk berinvestasi di Tanjung Lesung.

"(Investasinya) ya jalan terus," ungkap Darmono ditemui di Jakarta Pusat, Senin (24/12/2018).

Setyono menjelaskan, dengan adanya kejadian ini pihaknya akan lebih hati-hati dalam mengambil segala keputusan. Kejadian ini tak menyurutkan niat mereka untuk tetap mengembangkan KEK Tanjung Lesung ke depannya.

"Tapi tidak mengurangi rencana untuk terus mengembangkan. Karena sudah terlalu banyak investasi, tenaga kerja sudah banyak, yang dipelajari juga banyak. Jadi harus jalan terus," tegasnya.

Dia menuturkan, sejauh ini sudah ada beberapa nota kesepakatan kerja sama atau MoU yang telah ditekan bersama invenstor luar negeri. Akan tetapi, Setyono tidak menyebutkan angkanya dan pada sektor apa saja akan dikucurkan.

"(Investor asal) ada dari Korsel, Jepang, Timur Tengah. Banyak MoU sudah diteken tapi (belum jalan) mereka masih menunggu (dibangunnya) jalan tol," paparnya.

Dikatakannya, meskipun bencana tsunami yang terjadi tak menganggu rencana investasi, bagunan di dalam kawasan wisata Tanjung Lesung alami kerusakan. Sekitar 30 persen gedung dan infrastruktur rusak dan membutuhkan pembangunan kembali.

Ia juga menyebutkan, butuh sekitar Rp 150 miliar untuk membangun kembali kawasan wisata Tanjung Lesung pasaca dilanda tsunami.

"Kalau dibangun gedung-gedung itu semua perlu (dana) barangkali Rp 150 miliar. Kurang lebih lah, kalau mau dibangun ulang kembali semuanya," tuturnya.

Berada di ujung paling barat Pulau Jawa, yaitu Kabupaten Pandeglang, Banten, KEK Tanjung Lesung merupakan KEK Pariwisata pertama dan telah diresmikan beroperasi pada Februari 2015. KEK Tanjung Lesung memiliki letak yang strategis dan akses yang mudah dijangkau, yaitu 170 km dari Ibu kota Jakarta dan dapat ditempuh melalui perjalanan darat selama 2,5-3 jam.

KEK Tanjung Lesung memiliki luas area 1.500 Ha dengan potensi pariwisata yang beragam, antara lain keindahan alam pantai, keragaman flora dan fauna serta kekayaan budaya yang eksotis.

Seperti diketahui, tsunami melanda Tanjung Lesung, pada Sabtu (22/12/2018) telah merusak gedung dan merenggut ratusan korban jiwa.

Terbaru, jumlah korban jiwa akibat tsunami di Selat Sunda yang menerjang Banten dan Lampung, dan  229 orang dan telah dinyatakan meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com