Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bambang P Jatmiko
Editor

Penikmat isu-isu ekonomi

Jangan Terlalu Culun, Begini Cara agar Perusahaan Anda Tak "Dikerjain"

Kompas.com - 26/07/2017, 09:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

KOMPAS.com - Berbisnis di Indonesia memang butuh strategi. Meski izin usaha dan segala macam administrasi telah dilengkapi, masih banyak aturan yang tak tertulis yang harus diikuti.

Sudah banyak contoh, bagaimana ketika aturan tertulis itu tak dikerjakan, perusahaan akhirnya dikerjain. Mulai dari masalah keamanan hingga terjerat masalah hukum. Ujung-ujungnya Anda harus keluar duit. Dan, yang paling pahit, perusahaan Anda akan pailit.

Ingat, Anda berbisnis di negara yang kepastian hukumnya rendah. Itu terkonfirmasi dari data Bank Dunia yang menempatkan Indonesia di posisi 91 dalam hal kemudahan berbisnis dari 190 negara di dunia. Jangan dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia yang tentunya jauh di atas Indonesia.

Karena itulah, Anda dituntut untuk lihai dalam berbisnis. Ketidakpastian harus dijawab dengan fleksibilitas. Ingat salah satu poin strategi perang Sun Tzu: "Gunakanlah kekuatan normal untuk bertempur. Gunakanlah kekuatan luar biasa untuk meraih kemenangan".

Ini bukan demi siapa-siapa. Ingat, Anda punya banyak karyawan dan pemegang saham. Mereka harus diprioritaskan. Kalau Anda salah melangkah, merekalah yang akan jadi korban.

Jujur serta taat peraturan memang mutlak diperlukan dalam berbisnis. Namun, itu saja belum cukup. Karenanya, Anda harus melakukan hal-hal lain di luar itu.

Kadang, Anda harus sedikit "cerdik" agar bisnis Anda tak digilas. Kalaupun orang lain bilang perusahaan Anda "bermain di banyak kaki", cuekin saja.

Berikut beberapa tips untuk Anda yang ingin berbisnis di Indonesia:

1. Pilih komisaris yang sepaham

Sepaham yang dimaksud adalah, saat Anda tak bisa mendapatkan komisaris yang berasal dari pihak yang netral, pilihlah komisaris yang punya pandangan politik sejalan dengan kelompok yang sedang berkuasa.

Jika tak mau repot, Anda bisa memilih orang-orang yang selama ini menjadi pendukung pemerintah. Mereka adalah aktivis jalanan maupun aktivis media sosial yang belum kebagian jatah komisaris di BUMN.

Pilihan lainnya adalah para bekas menteri dan anggota kabinet dari yang terkena reshuffle, namun belum menentukan jalur politik selanjutnya.

Soal kompetensi? Enggak usah dipikirkan. Di BUMN saja, banyak aktivis yang tak punya kompetensi, namun bisa menjadi komisaris utama. Ingat, komisaris adalah representasi dan sering tak berkaitan dengan upaya menjaga kinerja perusahaan. Urusan bisnis, itu sepenuhnya di tangan Anda.

Semakin tidak berkompeten komisaris, semakin leluasa Anda menjalankan bisnis tanpa direcoki oleh mereka. Ini karena mereka tidak paham dengan jalannya bisnis perusahaan.

Bagaimana dengan komisaris yang sebenarnya sangat kompeten, namun afiliasi politiknya berseberangan dengan pemerintah? Ada baiknya mereka dijadikan konsultan saja. Dibayar mahal silakan, namun tidak usah diposisikan sebagai komisaris.

2. Jadikan pejabat sebagai bintang iklan

Ini penting untuk menunjukkan bahwa perusahaan Anda patuh dan punya hubungan baik dengan regulator. Memang ada batasan jenis iklan apa yang boleh dan tidak boleh menggunakan pejabat sebagai bintang iklan.

Iklan dengan tujuannya komersial tidak boleh menggunakan pejabat sebagai bintang iklan, karena akan memunculkan konflik kepentingan.

Namun, ada juga pejabat yang tak tahu diri karena tetap menjadi bintang iklan komersial. Jika ada pejabat yang seperti ini, bolehlah dia dijadikan bintang iklan. Bahkan untuk iklan produk Anda sekalipun.

Di sisi lain, ada juga iklan layanan masyarakat. Isinya mengingatkan publik tentang pentingnya melakukan sesuatu atau mengonsumsi sesuatu.

Yang pasti, iklan jenis ini lebih aman jika Anda ingin menjadikan pejabat sebagai bintangnya. Entah itu menteri, dirjen, maupun para petinggi aparat keamanan. Di akhir iklan layanan masyarakat, perusahaan Anda selaku sponsor bisa nongol.

Intinya, dua jenis iklan itu sama saja: meningkatkan awareness publik terhadap produk maupun perusahaan Anda. Namun iklan yang kedua, ini lebih penting agar perusahaan Anda bisa lebih dekat dengan regulator.

Sering-seringlah Anda membuat iklan yang bintangnya adalah pejabat. Setidaknya pada momen-momen hari besar nasional dan keagamaan, Anda harus mengeluarkan iklan tersebut.

Pejabat yang membintangi boleh digilir. Yang pasti, mereka dari kementerian yang terkait dengan bisnis perusahaan Anda, maupun dari institusi keamanan.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com