Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jasindo Masih Hitung Klaim Akibat Hancurnya Satelit Telkom 1

Kompas.com - 04/09/2017, 18:50 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) masih menghitung nominal klaim kepada PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk akibat hancurnya satelit Telkom 1.

Corporate Secretary PT Jasindo Yuko Gunawan mengakui satelit Telkom 1 diasuransikan oleh Telkom kepada Jasindo.

"Yang saya tahu, kemarin memang kemungkinan ada klaim ke sana. Tapi nominalnya masih perlu kami cari tahu lagi berapa," kata Yuko, kepada wartawan, di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (4/9/2017).

Yuko menjelaskan, PT Jasindo langsung berkoordinasi dengan PT Telkom Indonesia usai adanya gangguan satelit tersebut pada Jumat (25/8/2017) lalu. Dia memprediksi nominal klaim tak akan besar. Sebab, usia satelit juga sudah di atas 15 tahun.

(Baca: Gantikan Telkom 1, Satelit Telkom 4 Akan Diluncurkan Agustus 2018 )

"Beda halnya ketika umur satelit itu masih baru, nilai (klaim) nya masih tinggi. Kalau (usia satelit) sudah lebih dari 15 tahun, nilainya sudah jauh turun," kata Yuko.

Selain itu, pembayaran klaim akan dilakukan berdasarkan kesepakatan pihak Telkom dan Jasindo. Apakah klaim dibayarkan langsung atau secara bertahap. Jika nominal klaimnya besar, maka pembayaran akan dilakukan secara bertahap.

Tak Ingin Buru-buru

Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Alex Sinaga sebelumnya mengatakan tak ingin terburu-buru melakukan klaim asuransi kepada PT Jasindo.

Penyebabnya, Telkom masih berupaya memulihkan layanan yang ditargetkan rampung 10 September. Pasalnya, satelit Telkom 1 yang terganggu menyebabkan ribuan ATM bank offline.

"Karena kalau mau klaim asuransi biasanya ada urusan administrasinya, dokumen-dokumen yang harus disiapkan, dan sebagainya. Tapi yang pasti kami akan klaim, karena sudah diasuransikan," kata Alex.

Untuk memulihkan layanan satelit Telkom 1, pihaknya telah mengerahkan sekitar 1.000 teknisi dari Sabang sampai Merauke.

Alex berjanji, pihaknya akan mempercepat proses migrasi pelanggan, baik dalam hal penyiapan transponder pengganti maupun proses repointing antena di sisi pelanggan.

Kompas TV PT Telkom juga menjelaskan langkah dan solusi yang akan ditempuh untuk meminimalisasi gangguan jaringan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com