Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Hati-hati Absennya “Tax Amnesty” Agar Tak Pukul Peneriman Pajak

Kompas.com - 11/09/2017, 18:07 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Program pengampunan pajak atau tax amnesty sudah berakhir pada 31 Maret 2017 lalu. Kini, kehadirannya dirindukan menyusul masih lesunya penerimaan pajak.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui kehadiran tax amnesty membawa dampak besar bagi penerimaan pajak tahun lalu. Hanya saja ia juga menyadari hal itu tak akan terjadi tahun ini.

“Tahun lalu semester kedua itu peranan tax amnesty cukup signifikan sampai Rp 100 triliun sendiri,” ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (11/9/2017).

Tahun ini, tutur Direktur Palaksana Bank Dunia itu, pemerintah berupaya berhati-hati agar dampak ketiadaan tax amnesty tak memukul penerimaan pajak.

(Baca: Presiden Berterima Kasih atas Kesadaran Masyarakat Ikut Tax Amnesty)

 

Sri Mulyani tak ingin target penerimaan pajak Rp 1.283 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017 terganggu lantaran ketiadaan tax amnesty.

“Jadi kami akan jaga terus supaya penerimaan pajak bisa mengkompensasi tidak adanya tax amnesty enam bulan terakhir ini,” kata Sri Mulyani.

Hingga akhir Agustus 2017 lalu, realisasi penerimaan pajak baru Rp 686 triliun, atau 53,5 persen dari target pajak sebesar Rp 1.283 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017.

Meski begitu pertumbuhan realisasi penerimaan pajak pada Agustus 2017 lebih baik dari tahun lalu. Direktorat Jederal Pajak mencatat terjadi kenaikan 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Realisasi penerimaan pajak Rp 686 triliun terdiri dari PPh non migas Rp 378 triliun, PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Rp 267 triliun, Pajak Bumi Bangunan (PBB) Rp 1,2 triliun, PPh Migas Rp 35 triliun, dan pajak lainnya Rp 4,3 triliun.

Kompas TV Program amnesti pajak yang bergulir sejak 1 Juli 2016 lalu resmi berakhir Jumat (31/3).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com