Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNP Paribas: Tak Perlu Khawatir Penurunan Rupiah Terhadap Dollar AS

Kompas.com - 02/10/2017, 17:45 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar investasi dari BNP Paribas Investment Partner Vivian Secakusuma menegaskan, pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kali ini tidak perlu dikhawatirkan berlebih oleh para investor.

Menurutnya hal ini merupakan hal yang biasa terjadi ketika ada beberapa investor asing keluar.

Dia melihat bahwa ada sebagian investor asing yang keluar. Investor tersebut keluar karena memang mereka sudah profit saja dan memang semua investor jika sudah untung mau menikmati. 

"Supaya apa? Supaya bisa balik lagi, kalau rugi malah tidak mau balik lagi," ujar Vivian kepada Kompas.com di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (2/10/2017).

Kendati demikian, Vivian menegaskan, saat ini penguatan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah masih dalam tahap kewajaran.

(Baca: Nilai Tukar Rupiah Cenderung Melemah, Ada Apa?)

"Bukan berarti kalau bicara investor keluar itu jelek, kan enggak. Cuma memang kenaikannya masih dalam batas-batas yang masih wajar, cuma orang kalau sudah lihat bergerak itu suka mungkin agak panik, tetapi mugkin sebenernya enggak," jelasnya.

Namun, Vivian melihat, penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar masih bisa ditekan oleh upaya pemerintah, salah satunya mengintervensi pasar uang.

"Kami lihat reserve dari pemerintah masih cukup tinggi, jadi kalau memang mau melakukan intervensi juga bisa, dan kalau kami lihat kebijakan-kebijakannya juga sangat tepat selama ini dan memang kan (nilai tukar) enggak harus selalu levelnya di 13.200 atau 13.300," paparnya.

Lukman Otunuga Research Analyst Forex Time (FXTM) memiliki pandangan lain. Dia mengungkapkan, perdagangan sedang dalam masa suram untuk mata uang pasar berkembang.

Menurutnya, ekspektasi kenaikan suku bunga AS di bulan Desember semakin meningkat, dan rupiah, seperti banyak mata uang pasar berkembang lainnya, merasakan dampak dari pergeseran sentimen ini.

"Walaupun rupiah mungkin semakin melemah terhadap dollar AS di jangka pendek, fundamental makro Indonesia yang semakin stabil seharusnya akan mendukung rupiah di jangka yang lebih panjang," pungkasnya.

Kembali Melemah

Berdasarkan pantauan Kompas.com di pasar spot Bloomberg, rupiah pada Senin (2/10/2017) ditutup melemah 0,50 persen terhadap dollar As di level 13.540. Sebelumnya, pada Jumat (29/9/2017) rupiah ditutup di level 13.472 per dollar AS.

Dalam jangka waktu setahun, dollar AS menguat mulai November 2016, tepatnya pada 10 November 2016 saat dollar AS mencapai level Rp 13.383, dari sebelumnya Rp 12.978 per dollar AS pada 4 Oktober 2016.

Dollar AS menguat tertinggi pada 29 November 2016 di level Rp 13.560 per dollar AS. Sementara pada penutupan perdagangan Senin ini, level penguatan dollar AS masih jauh untuk mencapai level terkuat dollar AS sepanjang 2016, yakni Rp 14.693 per dollar AS, pada 25 September 2017.

Kompas TV "BI Jangkau" Perluas Distribusi Rupiah di Wilayah NKRI

 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com