Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Hadapan Jokowi, Pengusaha Minta Pembayar Pajak Taat Jangan Dikejar-kejar

Kompas.com - 04/10/2017, 05:38 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengusaha yang tergabung di dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta agar sistem perpajakan lebih arif kepada para pembayar pajak yang taat.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani dihadapan Presiden Jokowi dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas).

“Intinya membuat sistem perpajakan lebih terbuka dan insentif pada pembayar pajak taat, jangan yang sudah benar dikejar-kejar,” ujarnya di Hotel Ritz Carlton Kuningan, Jakarta, Selasa (3/10/2017)

Kadin memuji upaya reformasi pajak yang dilakukan oleh Pemerintahan Presiden Jokowi lewat Menteri Keuangan Sri Mulyani. Terlebih, program tax amnesty atau pengampunan pajak dinilai cukup sukses.

Namun, tutur Rosan, pekerjaan rumah pemerintah adalah memikirkan sistem perpajakan pasca-berakhirnya program tax amnesty. Oleh karena itu, Kadin berharap agar sistem perpajakan bisa lebih memberikan insentif kepada wajib pajak yang taat.

Salah satu yang diusulkan Kadin yaitu agar tarif pajak penghasilan (PPh) badan diturunkan dari angka 25 persen. Hal ini diyakini bisa memberikan dorongan kepada dunia usaha untuk berkembang lebih pesat.

Kadin menyadari kekhawatiran penurunan penerimaan pajak bila tarif PPh badan di pangkas. Namun tutur dia, ada manfaat lebih yang juga harus dilihat oleh pemerintah bila hal itu dilakukan.

“Investasi akan masuk dan menciptakan lapangan kerja baru. Kadin melihat pemerintah akan selalu didukung penuh apabila ada penciptaan lapangan kerja,” kata Rosan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, data pengangguran tercatat 5,33 persen atau 7,01 juta orang pada Februari 2017 lalu. Bila dibandingkan Februari 2016 yang mencapai 5,50 persen, maka data pengangguran terbuka Februari 2017 mengalami penurunan 0,17 persen atau 10.000 orang.

Jumlah angkatan kerja sendiri mencapai 131,55 juta orang, naik 3,88 juta orang dibandingkan Februari 2016. Sementara penduduk yang bekerja sebanyak 124,54 juta orang, naik 3,89 juta orang dibandingkan Februari 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Whats New
Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com