Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BBJ: Transaksi Berjangka Emas Masih Sangat Kecil

Kompas.com - 09/10/2017, 14:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Transaksi berjangka emas di Indonesia dinilai masih sangat kecil oleh Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) atau Jakarta Futures Exchange (JFX).

Hingga kuartal III 2017, transaksi berjangka emas hanya mencapai 241.000 lot. Atau hanya naik sedikit dari transaksi di periode sama tahun sebelumya.

"Di BBJ 100 persen transaksi emas adalah cash settlement. Tidak ada penyerahan fisik walau kami juga tetap bersiap," kata Stephanus Paulus Lumintang, Direktur Utama BBJ kepada Kompas.com di Malang, Jumat (6/10/2017).

Sebagai informasi, BBJ tahun ini merevisi target transaksi sebesar 35 persen dari target transaksi semula.

Penyebabnya yakni kondisi perekonomian global serta adanya program tax amnesty yang membuat investor lebih berhati-hati.

Di awal tahun, BBJ memasang target transaksi 11,1 juta lot yang terdiri atas transaksi multilateral (komoditas) 1,5 juta lot dan transaksi dalam sistem perdagangan alternatif (SPA) 9,6 juta lot.

Namun melihat perkembangan di kuartal III 2017, maka BBJ menurunkan target transaksi multilateral menjadi 1 juta lot dan transaksi SPA jadi 5 juta lot.

Pada Januari-Agustus 2017, total transaksi di BBJ 4,5 juta lot dengan jumlah transaksi multilateral 800.000 lot dan transaksi SPA 3,7 juta lot.

Paulus menambahkan, pada 2018 BBJ menargetkan kenaikan transaksi sebesar 10 persen dibanding 2017. Sejumlah komoditas unggulan yakni Kopi, Olein, emas dan Cokelat.

Sampai kuartal III 2017, transaksi kopi mencapai 310.000 lot, disusul emas 241.000 lot, lalu olein 112.000 lot dan terakhir cokelat 40.000 lot.

"Emas sebenarnya masih komoditas tertinggi sebab ini belum memasukkan kontrak Loco London yang masih masuk di SPA," kata dia.

Ke depan, harga emas masih akan terus fluktuatif. Saat ini harga emas bergerak terus turun saat ini di level 1.100 dollar As per troi ons dari sekitar level 1.300 dollar AS per troi ons.

Kurang Diminati?

Paulus menepis anggapan bahwa bursa berjangka kurang diminati investor ketimbang bursa saham. Pasalnya, ada dua bursa yang menyelenggarakan perdagangan berjangka komoditas di Indonesia, yakni BBJ dan ICDX.

"Bukan karena susah, tapi karena kurangnya pemahaman. Sebab ritme di dalam bursa berjangka itu berubah terus tidak bisa jadi patokan," kata dia.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com