Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkonsep Syariah, Kenapa Bursa Dubai Tidak Pakai Kata "Islamic"?

Kompas.com - 30/10/2017, 09:30 WIB
Aprillia Ika

Penulis

DUBAI, KOMPAS.com - Bursa Dubai, Dubai Financial Market (DFM) merupakan satu-satunya bursa di dunia yang menggunakan proses syariah secara end to end. Bursa Dubai ini kini jadi acuan bursa syariah di dunia.

Namun anehnya, bursa syariah ini tidak menggunakan kata "syariah" atau "Islamic" yang merepresentasikan sesuatu hal tersebut adalah syariah berlandaskan hukum Islam dan bukan bursa konvensional.

Saeed Mubarak Khalfan Kharbash, Head of Strategy & Planning Dubai Islamic Economy Development Centre (DIEDC) mengatakan, pada 2013 lalu penguasa Dubai membentuk DIEDC dengan visi dan misi menjadi pusat global Islamic Economy hub.

Dengan target tersebut, ada tiga pilar bisnis yang dilakukan yakni Islamic Finance, Halal Industry dan Islamic Finance. Strategi ini harus tercapai di 2021.

"Mengapa tidak pakai kata Islamic tapi mau jadi nomor 1? Karena investor di DFM tidak hanya muslim tetapi juga non-muslim. Tetapi prosesnya syariah, manajer investasinya syariah, sehingga sistemnya juga syariah," kata dia di Dubai, Minggu (29/10/2017).

Menurut dia, penggunaan nama yang lebih berstandar internasional dilakukan sejak tahun 2006. Dengan dibangunnya sistem standar DFM dengan proses end to end secara syariah, maka banyak negara ingin belajar membangun bursa syariah sendiri.

"China juga mau adopsi ini (pengelolaan bursa syariah) sehingga mereka bisa menjalankan bisnisnya ke negara-negara dengan penduduk muslim," lanjut dia. Di China, banyak perusahaan konvensional menerbitkan sukuk.

Lantas, bagaimana meyakinkan investor untuk berinvestasi melalui DFM?.

"Sebanyak 30 persen investor bukan muslim. Tapi tidak masalah," lanjut dia.

DFM, lanjut dia, menawarkan kualitas produk nomor satu dengan return yang baik, sehingga investor non-muslim juga memburunya.

DFM juga menjalankan aplikasi untuk mempermudah investor jual beli saham melalui smartphone. Hal ini sesuai dengan target penguasa Dubai untuk menjadikan Dubai menjadi smart city.

Selain China, sejumlah negara juga ingin mempelajari konsep Islamic Economy misal New Zealand, Jepang, dan Australia.

DFM saat ini memiliki indeks return 12 persen.Efek syariah yang ditawarkan yakni saham, sukuk, reksa dana, ETF dan REITS. Pangsa pasar sukuk globalnya sebesar 10,5 persen atau terbesar ketiga di dunia. Sementara pangsa pasar reksa dana syariahnya mencapai 0,4 persen secara global.

Kompas TV Hal ini terjadi karena pengumuman "boarding" pesawat menggunakan bahasa Jawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com