Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oktober, Dana Kelolaan Reksa Dana Saham Turun

Kompas.com - 13/11/2017, 14:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Total dana kelolaan reksadana saham per Oktober 2017 secara month-on-month (mom) catatkan penurunan di antara dana kelolaan reksa dana jenis lain yang positif.

Mengutip Kontan.co.id, Senin (13/11/2017), berdasarkan data Infovesta Utama, Jumat (10/11/2017), tercatat dana kelolaan reksa dana pasar uang tumbuh paling tinggi sebesar 11,25 persen mom.

Di periode yang sama dana kelolaan reksa dana pendapatan tetap tumbuh 6,65 persen, reksa dana saham tercatat turun 2,16 persen, dan reksadana campuran naik 1,41 persen.

Meski, tercatat secara mom dana kelolaan reksadana saham turun, reksadana saham masih memimpin jumlah terbesar dana kelolaan dari jenis reksadana lain, sebesar Rp 119,33 triliun.

Selanjutnya secara berurutan ditempati reksadana pendatapan tetap, reksadana pasar uang dan reksadana campuran.

Managing Director, Head Sales and Marketing Henan Putihrai Asset Management Markam Halim mengatakan, turunnya dana kelolaan reksadana saham lebih disebabkan karena profit taking dan Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang menurun, mengingat kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) capai level 6.000.

"Naiknya IHSG sangat dipengaruhi saham blue chip, sehingga portofolio reksadana pada umumnya yang kombinasi dengan saham-saham lapis kedua belum berhasil meningkat," kata Markam, Minggu (12/11/2017).

Senda, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, turunnya dana kelolaan reksadana saham bisa jadi karena profit taking meski pada saat yang bersamaan ada juga investor yang masuk.

Namun, jumlah investor yang masuk belum sebanyak investor yang profit taking karena menunggu waktu yang tepat.

Head of Business Development Majoris Asset Management Tandy Cahyadi mengatakan, kemungkinan ada tipe investor yang melakukan profit taking dan membuat dana kelolaan reksa dana saham anjlok.

Namun, di sisi lain Tandy melihat masih banyak tipe investor yang masih tetap fokus pada tujuan finansial jangka panjangnya dan masih berinvestasi di reksadana saham.

Tandy memproyeksikan di 2018 reksadana saham masih akan memberikan potensi yang baik mengingat fundamental ekonomi yang terjaga dan langkah-langkah strategis pemerintah dan Bank Indonesia dalam mendukung perekonomian Indonesia.

"Kebetulan untuk dana kelolaan reksadana saham di Majoris masih stabil di bulan ini, namun memang reksadana syariah pendapatan tetap kami yang baru diluncurkan sudah mendapatkan dana kelolaan di atas Rp 100 miliar, kata Tandy, Jumat (10/11/2017).

Rudiyanto juga mengatakan laporan keuangan dan indikator pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik di tahun depan dan menjadi sentimen bagi reksadana saham yang akan sejalan kinerjanya dengan kenaikan IHSG.

Sementara Markam mengatkan prospek reksadana saham akan membaik dengan MI yang mencoba me-reprofile dan mengubah strategi.

Selain itu, PE di tahun depan diperkirakan akan menurun seiring dengan pertumbuhan laba para emiten yang membaik.

Berita ini diambil dari Kontan.co.id dengan judul: Oktober, dana kelolaan reksadana saham anjlok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com