Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Airbnb, Ini yang Dilakukan Pengusaha Hotel

Kompas.com - 29/11/2017, 20:08 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Servis bagi tamu dinilai menjadi kunci oleh pelaku usaha hotel konvensional dalam menghadapi persaingan dengan situs hotel berbagi seperti Airbnb. Situs Airbnb memungkinkan konsumen untuk menyewa ruangan, kamar, apartemen, hingga rumah seseorang hanya melalui pemesanan dan transaksi secara online.

"Salah satu caranya adalah memberikan servis yang terbaik. Kami punya standar dalam melayani pelanggan, sedangkan tuan rumah atau host di Airbnb tidak punya (keterampilan) itu," kata Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (BPP PHRI), Rainier Daulay, saat hadir dalam diskusi PAS FM di Hotel Ibis, Harmoni, Rabu (29/11/2017).

Rainier memandang, hotel-hotel konvensional yang sudah ada saat ini jauh lebih unggul dari sisi kenyamanan dan keamanan untuk tamu-tamunya. Meski begitu, pihaknya tetap mendorong pemerintah agar sesegera mungkin mengeluarkan kebijakan yang mengatur cara berbisnis situs serupa Airbnb agar tidak merebut pasar pengusaha hotel secara tidak adil seperti saat ini.

Dalam menjalankan bisnisnya di Indonesia, Airbnb belum diatur untuk membayar pajak penghasilan maupun tentang pembagian komisi dengan agen perjalanan atau travel agent. Sementara, pengusaha hotel konvensional harus menanggung beban itu semua, di luar biaya lain yang pasti dikeluarkan seperti gaji karyawan.

Baca juga: Apindo: Jika Airbnb Terus Berkembang, Lapangan Kerja Terancam

Senada dengan Rainier, pemilik TX Travel, Anton Thedy, juga berpikiran hal yang sama. Bahkan, dia yakin usaha travel agent bisa terus bertahan meski perkembangan teknologi memunculkan model bisnis baru seperti online travel agent dan situs semacam Airbnb.

"Pengusaha hotel jangan takut, kita akan banyak bermain di servis," tutur Anton.

Pangsa pasar hotel konvensional dengan Airbnb dinilai Anton berbeda jauh. Jika pelanggan hotel konvensional kebanyakan adalah orang berumur 40 tahun ke atas, konsumen Airbnb justru kebanyakan dari kaum milenial dengan kisaran umur 20 tahun.

Kaum milenial dalam bisnis ini dianggap tidak terlalu memikirkan kenyamanan dan keamanan, melainkan hanya cari yang termurah. Sehingga, mereka dinilai lebih cocok dengan Airbnb.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com