Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepakati Kerja Sama, Kemendag Kini Bisa Pantau Data Perusahaan Anggota Kadin

Kompas.com - 07/12/2017, 20:08 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menandatangani nota kesepahaman kerja sama integrasi data perusahaan di bidang perdagangan secara online.

Melalui kerja sama ini, Kemendag bisa dengan mudah memantau data perusahaan yang bernaung di bawah keanggotaan Kadin Indonesia.

Penandatanganan nota kesepahaman ini dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kemendag Karyanto Suprih bersama Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani, disaksikan oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di kantor Kemendag, Kamis (7/12/2017).

"Melalui kerja sama ini, perusahaan yang telah mendapatkan SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dan TDP (Tanda Daftar Perusahaan) secara online, otomatis mendapat KTA (Kartu Tanda Anggota) yang diterbitkan oleh Kadin secara gratis," kata Enggar saat menyampaikan sambutan.

Enggar menjelaskan, dari kemudahan menjadi anggota Kadin, maka perusahaan-perusahaan akan banyak yang terdaftar dan datanya jelas sebagai sebuah badan usaha. Kerja sama ini juga memungkinkan database keanggotaan di Kadin terkoneksi dengan database milik Kemendag.

Manfaat integrasi database itu, tutur Enggar, pertama-tama untuk menyosialisasikan kebijakan pemerintah yang ditujukan khusus bagi para pengusaha. Selama ini, Enggar mengakui sering menemui para pengusaha yang tidak taat aturan dengan alasan belum tahu ada kebijakan baru yang dikeluarkan pemerintah.

Kedua, jika ke depan ada anggota Kadin yang terbukti melakukan pelanggaran atau berbuat hal yang tidak semestinya di dunia usaha, Kemendag bisa dengan mudah menghapus status badan usaha mereka. Lebih keras lagi, Enggar memastikan perusahaan yang terbukti melanggar akan dikeluarkan dari keanggotaan Kadin dan tidak bisa bergabung lagi untuk seterusnya.

"Saya minta kepada Pak Ketua Umum (Kadin) supaya membantu kami bertindak tegas jika ada anggotanya yang nakal," tutur Enggar.

Pada saat bersamaan, Rosan berjanji di hadapan Enggar akan menyanggupi permintaannya. Dia juga mengimbau supaya perusahaan yang selama ini belum berada di dalam Kadin untuk segera bergabung karena akan dapat banyak kemudahan dan dukungan dari pemerintah.

"Kalau ada yang tidak mau bergabung, ya sederhananya, tidak bisa berdagang secara legal diakui oleh regulator," ujar Rosan.

PR besar ke depan adalah menghimpun perusahaan yang belum bergabung menjadi anggota Kadin. Sampai hari ini, Kadin Indonesia sudah berada di 34 provinsi dan lebih dari 500 kabupaten/kota di Indonesia.

Adapun perjanjian integrasi data yang dilakukan Kadin bersama Kemendag hari ini berlaku untuk tiga tahun. Setelah itu, perjanjian kerja sama tersebut dapat diperpanjang maupun diakhiri, berdasarkan kesepakatan bersama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com