Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Harga Pangan Naik, Inflasi Januari 2018 Terkendali

Kompas.com - 02/02/2018, 09:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menyatakan, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2018 tetap terkendali dalam kisaran sasarannya. Inflasi IHK pada Januari 2018 mencapai 0,62 persen secara bulanan (mtm).

Capaian inflasi tersebut menurun dibandingkan inflasi bulan lalu sebesar 0,71 persen (mtm). Secara tahunan, inflasi IHK tercatat 3,25 persen (yoy) atau berada dalam kisaran sasaran inflasi 2018 sebesar 3,5 plus minus 1 persen (yoy).

"Terkendalinya inflasi dipengaruhi terutama oleh administered prices (harga yang diatur pemerintah) yang deflasi dan inflasi inti yang tetap terkendali, di tengah inflasi volatile food (harga pangan bergejoak) yang meningkat," kata Deputi Direktur Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan dalam pernyataan resmi, Jumat (2/2/2018).

Baca juga : Harga Beras dan Daging Ayam Picu Inflasi DKI Jakarta

Inflasi inti tetap terjaga, tercatat sebesar 0,31 persen (mtm), meningkat dibandingkan bulan lalu sebesar 0,13 persen (mtm).

Beberapa komponen yang memengaruhi inflasi inti ialah emas perhiasan, upah pembantu rumah tangga, nasi dengan lauk, dan tukang bukan mandor.

Secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 2,69 persen (yoy), melambat dari bulan lalu sebesar 2,95 persen (yoy). "Perkembangan positif inflasi inti tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar dan mengarahkan ekspektasi inflasi," jelas Junanto.

Baca juga : Harga Pangan Dorong Inflasi Januari 2018 0,62 Persen

Kelompok administered prices mengalami deflasi, seiring normalisasi tarif angkutan setelah musim liburan.

Kelompok administered prices mengalami deflasi sebesar 0,15 persen (mtm), menurun dibandingkan bulan lalu yang mengalami inflasi 0,91 persen (mtm).

Deflasi terutama didorong normalisasi tarif pesawat udara dan kereta api pasca libur Natal dan Tahun Baru 2018.

Secara tahunan, komponen administered prices mencatat inflasi sebesar 5,82 persen (yoy). Inflasi kelompok volatile food meningkat dari bulan lalu, terutama didorong harga beras.

Inflasi volatile food tercatat sebesar 2,58 persen (mtm), meningkat dibandingkan kondisi bulan lalu sebesar 2,46 persen (mtm).

Angka inflasi ini lebih tinggi dari rata-rata inflasi volatile food bulan Januari empat tahun terakhir sebesar 1,63 persen (mtm).

"Inflasi terutama bersumber dari komoditas beras, daging ayam ras, ikan segar, cabai rawit, dan cabai merah," ungkap Junanto.

Secara tahunan, inflasi volatile food tercatat 2,62 persen (yoy).

Ke depan, bank sentral memperkirakan inflasi tetap berada pada sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5 plus minus 1 persen (yoy).

"Koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus diperkuat, terutama sebagai antisipasi risiko meningkatnya inflasi volatile food serta kemungkinan penyesuaian harga beberapa komoditas di kelompok administered prices," tutur Junanto.

Kompas TV Beras impor diperkirakan akan masuk pertengahan Februari untuk menstabilkan harga beras sekaligus menutup stok beras Bulog yang terus menjauhi batas aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com