Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Hujan Deras Sejumlah Menteri Hancurkan Jutaan Barang Ilegal

Kompas.com - 15/02/2018, 16:31 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah menteri Kabinet Kerja menghadiri acara pemusnahan barang ilegal hasil penyelundupan dan tindak pidana kepabeanan di kantor pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Jakarta Timur, Kamis (15/2/2018).

Setelah memberikan keterangan pers, para menteri dan pemangku kepentingan lain ikut ke lapangan terbuka di luar untuk memusnahkan barang bukti yang totalnya jutaan.

Pantauan Kompas.com, nampak Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Kiagus Ahmad Badaruddin, pimpinan KPK Saut Situmorang, serta perwakilan instansi dan lembaga lain.

"Barang-barang yang dimusnahkan merupakan hasil tangkapan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh Ditjen Bea dan Cukai bekerja sama dengan aparat penegak hukum serta kementerian/lembaga terkait," kata Sri Mulyani dalam sambutannya.

Baca juga: Riset: Hampir Separuh Transaksi Bitcoin Terkait Tindakan Ilegal

Para menteri dan pihak terkait melakukan tos di depan barang bukti minuman keras di halaman kantor pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Jakarta Timur, Kamis (15/2/2018). Miras tersebut didapat dari hasil operasi Bea dan Cukai bersama pemangku kepentingan lain selama enam bulan terakhir, dan merupakan yang terbesar sepanjang sejarah.KOMPAS.com/ANDRI DONNAL PUTERA Para menteri dan pihak terkait melakukan tos di depan barang bukti minuman keras di halaman kantor pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Jakarta Timur, Kamis (15/2/2018). Miras tersebut didapat dari hasil operasi Bea dan Cukai bersama pemangku kepentingan lain selama enam bulan terakhir, dan merupakan yang terbesar sepanjang sejarah.
Tercatat, barang yang dimusnahkan terdiri dari 142.519 botol minuman keras, 12.919.499 rokok, 1.008.624 keping pita cukai palsu, 720 liter etilalkohol, serta 11.974 kemasan obat-obatan, kosmetik, dan suplemen ilegal. Sri Mulyani memastikan, jumlah barang yang dimusnahkan merupakan yang terbesar dalam sejarah penertiban impor cukai ilegal selama ini.

Usai memberi keterangan pers, para menteri dan tamu VIP langsung menuju lapangan. Sembari memegang payung sendiri, para menteri terlihat mulai melempar satu per satu botol minuman keras ke deretan botol minuman di depan mereka sampai hancur.

Meski sambil memegang payung, para menteri bersama Kapolri tetap kena air hujan karena angin yang kencang. Namun, mereka terus melempar botol-botol minuman keras itu sembari diabadikan oleh pewarta di lokasi, walaupun sesudahnya pakaian mereka sampai basah.

Semua barang ilegal itu merupakan hasil operasi selama enam bulan, sesuai dengan program penertiban impor beresiko tinggi dan program penertiban cukai beresiko tinggi. Dari tangkapan barang ilegal ini, dipastikan Sri Mulyani akan berdampak positif terhadap industri dalam negeri serta penerimaan negara ke depannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com