Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Produk Perikanan Rendah, Anggota BPK Ini Soroti Kinerja KKP

Kompas.com - 19/03/2018, 16:07 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Rizal Djalil memaparkan hasil audit tentang kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang dinilai belum terlalu baik.

Salah satu yang disoroti oleh Rizal adalah mengenai produksi perikanan laut di Indonesia, dengan mengambil data tahun 2014 hingga 2016 silam.

"Saya ingin katakan, walaupun ikan banyak di samudera kita, tapi produksi perikanan kita tidak meningkat secara signifikan. Ini kenyataan, persoalannya bukan di kebijakan, tapi ada di implementasi," kata Rizal saat menghadiri seminar di kantor pusat BPK, Jakarta Pusat, Senin (19/3/2018).

Baca juga : Seperti Ini Bentuk dan Cara Kerja Cantrang yang Membuatnya Dilarang 

Dari data yang ditampilkan, Rizal menyebut produksi ikan yang dijual pada 2014 mencapai 621.099,10 ton.

Sedangkan untuk poin yang sama tahun 2015 terjadi penurunan, yakni hanya 535.712 ton yang kemudian disusul dengan tahun 2016 dengan total mencapai 565.485,90 ton produksi ikan yang terjual.

Rizal turut merinci data nilai ekspor industri surimi atau pengolahan ikan dari enam perusahaan untuk periode 2014-Oktober 2017 yang menurut dia menunjukkan tren penurunan.

Dari temuan tersebut, Rizal merekomendasikan kepada pemerintah untuk melakukan perbaikan kebijakan penghentian sementara perizinan usaha perikanan tangkap dan larangan penggunaan cantrang oleh KKP.

Baca juga : Menteri Susi: Sekali Tangkap, Kapal Cantrang Buang 1 Kuintal hingga 1 Ton Ikan Kecil

"BPK berpendapat, sumber daya alam ikan kita yang besar ini harus dikelola, diberdayakan sedemikian rupa secara akuntabel. Cantrang tolong disosialisasikan dengan baik, kapal yang diberikan jangan lagi membebani nelayan untuk membiayai perbaikan kapal itu," tutur Rizal.

Kompas TV Dari penelitian Kementerian KKP, penggunaan cantrang menyapu dasar perairan dan merusak ekosistem laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com