Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pikes, Cara Jawa Tengah Genjot Ekonomi Syariah

Kompas.com - 22/03/2018, 20:37 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama Bank Indonesia meluncurkan Pusat Informasi, Kajian dan Pengembangan Ekonomi Syariah (PIKES), Kamis (22/3/2018) untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi syariah.

Sejauh ini, baik aset maupun pembiayaan syariah di Jateng masih kalah dibanding provinsi lain di pulau Jawa. Menurut data BI Jateng, aset bank syariah di Jawa Tengah tercatat 7,04 persen dibanding aset bank konvensional 92,96 persen.

Sementara aset perbankan syariah di Jateng sebesar Rp 24,7 triliun atau 4,9 persen dari total aset perbankan syariah nasional. Pembiayaan di perbankan syariah di Jateng juga tercatat lebih rendah jika dibanding DIY, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat.

Sekretaris Daerah Jateng Sri Puryono mengatakan, Pikes dibentuk agar pertumbuhan ekonomi syariah dapat digenjot lebih baik lagi. Caranya, dengan memberikan edukasi dan pemahaman mengenai produk syariah kepada masyarakat. segala hal terkait produk ekonomi syariah juga disampaiikan dalam wadah itu.

Baca juga: Fintech Syariah Mulai Menggeliat, DSN MUI-OJK Siapkan Fatwa

“Kami dari pemerintah ingin agar perkembangan ekonomi syariah lebih maju, karena saat ini 5-6 persen, atau keempat setelah, DKI, Jabar dan Jatim. Kita tidak target tinggi, paling tidak lebih sama dengan nasional 5,7 persen.” ujar Puryono, seusai peresmian kajian itu di kantor BI Jawa Tengah, Kamis (22/3/2018).

Kepala BI perwakilan Jawa Tengah Hamid Ponco Wibowo menambahkan, Pikes dibentuk sebagai wadah komunikasi antara pegiat ekonomi syariah. Para pihak di Pikes akan menggali lebih jauh lagi soal potensi ekonomi syariah.

BI berharap potensi penggalian ekonomi syariah tidak hanya berupa wacana saja, namun dapat diimplementasikan melalui lembaga yang telah ada.

“Kerja sama dengan beberapa instansi, ada baznas, MUI terkait dengan pembiayaan. Dengan pola seperti ini dan kluster nanti disinergikan, nanti (ekonomi syariah) akan cepat tumbuh di Jawa Tengah,” ujarnya.

Selain di lembaga, ekonomi syariah juga bakal dikembangkan di kalangan pondok pesantren dan panti asuhan. Sesuai data Kementerian Agama, ada 4.400 pondok pesantren yang ada di Jawa Tengah.

Dalam proses awal, BI akan melakukan uji coba implementasi ekonomi syariah di 4 pondok pesantren.

“Semakin dalam penetrasinya (ekonomi syariah) akan bisa tumbuh di Jawa Tengah. Kira-kira desain seperti itu,” sebut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com