Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Bunga Acuan BI Diprediksi Tak Berubah

Kompas.com - 19/04/2018, 12:11 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan pada hari ini, Kamis (19/4/2018). Dalam kesempatan tersebut, bank sentral juga akan mengumumkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate.

Ekonom dari Indef, Bhima Yudhistira Adinegara memprediksi, bank sentral akan mempertahankan suku bunga acuan. Saat ini, suku bunga acuan BI berada pada posisi 4,25 persen.

"BI 7-days Repo Rate diprediksi akan tetap di 4,25 persen," kata Bhima dalam laporannya, Kamis (19/4/2018).

Bhima menyebut, ada sejumlah faktor yang diharapkan menjadi perhatian utama bank sentral. Pertama, dari faktor eksternal, pada bulan Mei 2018 bank sentral AS Federal Reserve diperkirakan bakal menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) sebesar 25 basis poin, melanjutkan pengetatan moneter sebelumnya.

Baca juga: Bank Sentral Negara Lain Naikkan Suku Bunga, Mengapa BI Tidak?

Hal ini berpengaruh terhadap naiknya yield atau imbal haskl surat utang dan sentimen investor untuk mengalihkan uangnya ke aset dengan return yang lebih besar. Potensi pelemahan nilai tukar pada bulan Mei 2018, sebut Bhima, harus diantisipasi BI.

Kedua, ada gejolak geopolitik, yakni meningkatnya tensi di timur tengah akibat konflik Suriah serta ketidakpastian perang dagang AS-China dapat menganggu kinerja perekonomian domestik khususnya sisi ekspor.

Ketiga, harga minyak dunia diperkirakan akan naik hingga 75 dollar AS per barrel untuk jenis Brent pada bulan Mei 2018. Saat ini harga minyak ada dikisaran 70-73 dollar AS per barrel.

"Kenaikan harga minyak mentah mempengaruhi inflasi dari sisi administered price (harga yang diatur pemerintah) terutama harga BBM nonsubsidi," sebut Bhima.

Keempat, inflasi volatile food atau harga pangan bergejolak terutama jelang Ramadhan perlu mendapat perhatian utama.

Kelima, pada kuartal II 2018 terdapat beberapa emiten yang akan membagikan dividen. Hal ini membuat permintaan dollar AS meningkat dan berengaruh langsung ke defisit transaksi berjalan yang cenderung melebar mengikuti faktor musiman.

Keenam, intermediasi perbankan per data Februari 2018 berjalan melambat. Ini terbukti dari penurunan bunga kredit perbankan hanya 5 basis poin menjadi 11,27 persen, sementara untuk bunga kredit modal kerja (KMK) hanya turun 3 basis poin jadi 11,78 persen.

Kredit Konsumsi turun 8 basis poin jadi 14,5 persen.

"BI diperkirakan tidak akan utak atik bunga acuan sepanjang tahun 2018 ini," ujar Bhima.

Sebaliknya, BI akan mengunakan cara lain untuk memacu intermediasi perbankan, khususnya dengan pengendalian inflasi dan koordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk efisiensi operasional perbankan agar bunga kredit bisa turun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com