Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analis Wall Street: Jangan Beli Bitcoin

Kompas.com - 07/05/2018, 11:18 WIB
Mutia Fauzia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Analis Wall Street merekomendasikan para investor agar menghindari investasi cryptocurrency seperti bitcoin ataupun mata uang digital lainnya.

Dikutip melalui CNBC, Co-founder Data Trek Research Nick Colas mengatakan, lesunya kondisi fundamental sebagai "FANG stock of crypto world." FANG merupakan kepanjangan dari Facebook, Amazon, Netflix, dan Google, sebagai pemain-pemain raksasa dari saham teknologi.

"Ini sudah berlangsung cukup lama, dan kami mendapat cukup banyak pertanyaan terkait kapan waktu yang tepat untuk kembali membeli (bitcoin)?" ujarnya.

"Jawabannya adalah tidak," tambah dia.

Baca juga: Gelembung Terbesar Bitcoin Kini Mulai Pecah

Belakangan ini nilai bitcoin kembali meningkat hingga 9.700 dollar AS setelah sebelumnya sempat menyentuh level cukup rendah, yaitu 6.400 dollar AS bulan lalu. Sementara bulan Desember lalu, bitcoin sempat menyentuh level tertingginya hingga 20.000 dolar AS.

Colas menyebutkan, untuk pertama kalinya orang semakin sedikit yang tertarik membeli bitcoin. Hal ini berdasarkan rendahnya tren pencarian melalui Google serta pertumbuhan penggunaan blockchain.

"Mengenai pencarian melalui Google, saat ini jauh lebih rendah dari pada bulan Desember hingga Januari lalu yang mencapai kisaran 85 hingga 90 persen. Isu lainnya adalah kami juga tidak melihat pertumbuhan wallet," ujarnya.

"Pertumbuhan wallet hanya 2,2 persen bulan lalu. Sementara tahun lalu, mencapai 5 hingga 7 persen," tambahnya.

Menurut Colas, kunci dari permasalahan ini tidak hanya adopsi teknologi dalam ETF ataupun dalam pasar saham.

"Seperti teknologi baru lainnya, dibutuhkan lebih banyak orang yang mengadopsi teknologi ini untuk membuatnya lebih bernilai," ujarnya.

"Kemudian, baru kita akan memiliki tren pertumbuhan yang lebih mapan, dan kembali membuat orang tertarik (untuk membeli dan berinvestasi)," tambah dia.

Untuk saat ini sebut dia, merupakan momentum untuk menunggu tiga hingga lima tahun yang akan datang agar bitcoin dapat kembali memiliki daya tarik.

Kompas TV Jumlah pengguna platform jual beli mata uang digital bitcoin.co.iddiklaim oleh pengelolanya akan mencapai 1,5 juta orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ciri-ciri Atasan 'Toxic' dan Cara Menghadapinya

Ciri-ciri Atasan "Toxic" dan Cara Menghadapinya

Work Smart
Petronas Teken Kontrak Blok Bobara, Nilai Investasi Rp 272,95 Miliar

Petronas Teken Kontrak Blok Bobara, Nilai Investasi Rp 272,95 Miliar

Whats New
J Trust Bank Hadirkan Program Tabungan sekaligus Penanaman Mangrove

J Trust Bank Hadirkan Program Tabungan sekaligus Penanaman Mangrove

Whats New
Pasar Perbaikan Pesawat di RI Besar, FL Technics Buka Fasilitas MRO di Bandara Ngurah Rai dan Raih Sertifikat FAA

Pasar Perbaikan Pesawat di RI Besar, FL Technics Buka Fasilitas MRO di Bandara Ngurah Rai dan Raih Sertifikat FAA

Whats New
UNESCO Tetapkan Semen Padang Sebagai Warisan Kolektif Asia Pasifik

UNESCO Tetapkan Semen Padang Sebagai Warisan Kolektif Asia Pasifik

Whats New
Perempuan Duduki 60 Persen Posisi Manajemen di Prudential Indonesia

Perempuan Duduki 60 Persen Posisi Manajemen di Prudential Indonesia

Work Smart
Awasi Bus Pariwisata Tak Berizin, Kemenhub Perlu Kerja Sama dengan Instansi Lain

Awasi Bus Pariwisata Tak Berizin, Kemenhub Perlu Kerja Sama dengan Instansi Lain

Whats New
Ada Modus Penipuan Mengatasnamakan Bukalapak, Pengguna dan Masyarakat Diminta Waspada

Ada Modus Penipuan Mengatasnamakan Bukalapak, Pengguna dan Masyarakat Diminta Waspada

Whats New
Tumbuh 12,4 Persen, Kredit Perbankan Tembus Rp 7.245 Triliun pada Kuartal I 2024

Tumbuh 12,4 Persen, Kredit Perbankan Tembus Rp 7.245 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Waspada Modus Penipuan Keuangan Baru yang Mengincar Masyarakat pada 2024

Waspada Modus Penipuan Keuangan Baru yang Mengincar Masyarakat pada 2024

Whats New
Menkominfo: Jurnalistik Harus Investigasi, Masa Harus Dilarang...?

Menkominfo: Jurnalistik Harus Investigasi, Masa Harus Dilarang...?

Whats New
Maskapai Emirates Buka Lowongan Kerja di Jakarta, Lulusan SMA Bisa Daftar

Maskapai Emirates Buka Lowongan Kerja di Jakarta, Lulusan SMA Bisa Daftar

Whats New
Didukung Konsumsi yang Tinggi, Prospek Bisnis Distribusi Beras Dinilai Makin Cerah

Didukung Konsumsi yang Tinggi, Prospek Bisnis Distribusi Beras Dinilai Makin Cerah

Whats New
PGN Lunasi Utang Obligasi Dollar AS Pada 2024

PGN Lunasi Utang Obligasi Dollar AS Pada 2024

Whats New
Sandiaga: Investasi di Sektor Parekraf Capai Rp 11 Triliun di Kuartal I 2024

Sandiaga: Investasi di Sektor Parekraf Capai Rp 11 Triliun di Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com