Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Positif Pelemahan Rupiah ke Peningkatan Ekspor Diragukan

Kompas.com - 10/05/2018, 15:33 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono meragukan pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla tentang dampak positif pelemahan rupiah ke peningkatan ekspor.

Kalla sebelumnya menyebut pelemahan rupiah terhadap dollar AS akan mendorong peningkatan pendapatan dari ekspor, meski di sisi lain berdampak pada kenaikan harga bahan baku impor.

"Indonesia ekspornya masih banyak mengandung natural resources atau primary product, itu tidak berarti kalau kelapa sawit kita lebih murah terus ekspornya naik, kan enggak juga," kata Tony melalui sebuah diskusi di Jakarta Pusat, Rabu (9/5/2018).

Tony menceritakan bagaimana kondisi pelemahan rupiah yang dialami Indonesia saat krisis Mei 1998 silam. Saat itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melonjak tajam, dari Rp 2.300 jadi Rp 15.000.

Baca juga: Kelemahan Ekspor Indonesia: Lebih Banyak untuk Pesanan

Dari hal tersebut, meski dilanda krisis ekonomi, secara perlahan Indonesia bisa menarik keuntungan melalui manfaat ekspor yang semakin lama semakin meningkat.

Bahkan sebut Tony, dia masih ingat ketika orang Indonesia berbondong-bondong mengekspor produk mereka untuk dijual ke luar negeri.

"Di Yogya itu, orang bongkarin rumah, dijual ke luar negeri, saking murahnya untuk ukuran asing. Memang waktu itu harus diakui, pelemahan rupiah jadi salah satu faktor yang membuat pelan-pelan ekonomi Indonesia recover," tutur Tony.

Perbaikan kondisi ekonomi salah satunya memang ditandai dengan meningkatnya jumlah ekspor. Jika kondisinya seperti itu, Tony masih sepakat dengan pernyataan Kalla, tetapi untuk saat ini situasinya sudah berbeda karena pelemahan nilai tukar rupiah hanya naik sedikit, dari Rp 13.700 jadi Rp 14.000.

"Kemudian, yang mengalami depresiasi tidak hanya rupiah. Jadi, semua negara berpikir yang sama sekarang ini. Kalau kita berpikir rupiah murah, orang Thailand juga bilang baht murah. Jadi mohon maaf, menurut saya tidak seperti itu," ujar Tony.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekspor per kuartal I 2018 tercatat sebesar 6,17 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Namun, ekspor masih kalah dengan pertumbuhan impor sebesar 12,75 persen pada kuartal I 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com