Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Gebrakan Perry Warjiyo sebagai Pucuk Pimpinan Bank Indonesia

Kompas.com - 25/05/2018, 06:38 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengaku siap membenahi sistem perekonomian Indonesia, utamanya untuk menguatkan kembali rupiah.

Hal itu merupakan janji yang tentunya ditunggu-tunggu semua masyarakat, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Baca: Sri Mulyani Menanti Gebrakan Perry Warjiyo Kuatkan Rupiah

Terkait dengan langkah tersebut, menkeu berharap Perry segera melakukan langkah-langkah menguatkan nilai tukar rupiah yang bergejolak.

"Kita berharap Gubernur yang baru bisa lebih memberikan kontribusi pada stabilitas ekonomi nasional dan sistem keuangan. Kita tunggu gebrakan yang akan dilakukan," ujar Sri usai pelantikan Perry di gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Kamis (24/5/2018).

Usai dilantik, Perry berkomitmen membawa BI menjalankan mandatnya untuk menjaga stabilitas perekonomian. Ia telah menyusun sejumlah instrumen untuk menstabilkan inflasi dan nilai tukar rupiah.

Dalam jangka pendek, Perry memprioritaskan mencari cara agar nilai tukar rupiah kembali stabil.

"Prioritas saya di BI dalam jangka pendek adalah memperkuat bagaimana langkah langkah segera menstabilkan nilai tukar rupiah," kata Perry.

Perry mengatakan, nilai tukar rupiah melemah, terutama sejak Februari 2018, akibat tekanan eksternal. Terjadi kenaikan yield Surat Utang Negara AS (US Treasury) ke arah 3,3 persen.

Baca: Sri Mulyani Menanti Gebrakan Perry Warjiyo Kuatkan Rupiah

Padahal, kata Perry, sebelumnya diprediksi akhir tahun ini paling tinggi mencapai 2,75 persen. Fenomena kenaikan US treasury berdampak ke seluruh mata uang dunia, tak hanya Indonesia.

Perry memastikan kondisi ekonomi domestik cukup baik. Inflasi tidak melebihi 3,5 persen. Akhir tahun, diprediksi inflasi hanya berkisar 3,6 persen. Angka tersebut, menurut dia, masih terbilang rendah. Bahkan, inflasi inti angkanya lebih rendah lagi, sekitar 3,2 persen.

Perry juga memprediksi pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua dan seterusnya sekitar 5,2 persen.

"Memang kami ingin pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Tapi ada bebrapa aspek, baik eksternal maupun domestik yang memang belum bisa tahun ini mendorong pertumbuhan ekonomi ke 5,3 persen," kata Perry.

Perry telah menyusun langkah untuk stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi yang dia susun dalam tiga poin besar. Pada langkah pertama, terdapat lima instrumen yang digunakan BI. Pertama, yakni kebijakan moneter yang ditujukan untuk menjaga stabilitas antara lain melalui kebijakan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Whats New
Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com