Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan Suku Bunga Acuan Belum Mampu Angkat Rupiah Sesuai Target

Kompas.com - 30/06/2018, 07:09 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) per Jumat (29/6/2018). Meski begitu, dampaknya diperkirakan bakal sementara lantaran masih kalah dengan sentimen global.

"Meskipun di atas ekspektasi pelaku pasar karena naik 50 bps, belum mampu menguatkan kurs rupiah sesuai target," ujar Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira saat dihubungi Kompas.com, Jumat sore.

Pernyataan tersebut disampaikan Bhima tak terlepas dari kondisi rupiah yang masih melemah terhadap dollar Amerika Serikat. Pada penutupan perdagangan Jumat, rupiah ada di level Rp 14.325 per dollar AS.

Bhima menambahkan, kondisi tersebut seharusnya menjadi alarm peringatan bahwa menaikkan suku bunga acuan bukan satu-satunya jawaban untuk penguatan kurs rupiah.

Baca juga: Rupiah Terus Melemah, Ketua DPR Beri Saran untuk Kementerian-Lembaga

"Harus ada kombinasi kebijakan fiskal dan moneter yang terukur dan tepat sasaran. Misalnya membuat paket tentang stabilisasi kurs dengan perbanyak insentif bagi sektor penguat devisa," ucap dia.

Bhima menyebutkan, kenaikan bunga acuan total yang sampai satu persen dalam kurun waktu dua bulan terakhir bakal langsung dirasakan ke bunga kredit perbankan.

"Kekhawatiran bunga acuan yg sudah naik 100 bps ini bakal kontraksi ke sektor riil terutama ke pertumbuhan ekonomi. Kalau cost of borrowing naik, pengusaha bisa melakukan aneka efisiensi untuk menekan biaya produksi. Salah satu efisiensi yang ditakutkan adalah PHK," sambungnya.

Untuk itu, mitigasi yang bisa dilakukan selain dengan relaksasi kredit seperti LTV adalah dengan mendorong konsolidasi perbankan dan menekan NIM.

Pasalnya, naiknya kembali suku bunga BI bisa dipastikan membuat bank sangat sensitif sebab terjadi perebutan dana murah oleh 117 bank.

"Hal itu kurang sehat sehingga bank saling tawarkan bunga deposito yang tinggi. Harusnya jumlah bank bisa didorong kurang dari 100 bank dengan jalan OJK memberi banyak insentif," pungkas Bhima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com