Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari 13.345 Tenaga Honorer K-II, Hanya Sekitar 8.000 yang Daftar CPNS

Kompas.com - 16/10/2018, 15:27 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Kepegawaian Negara (BKN) mencatat ada 13.345 tenaga honorer K-II yang berkesempatan mengikuti seleksi calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

Namun, hingga pendaftaran tutup pada 15 Oktober 2018, hanya ada 8.802 akun yang mendaftar. Sementara yang sudah melengkapi dokumen persyaratan lebih sedikit lagi, yakni 8.765 pendaftar.

Kepala Biro Humas BKN Mohammad Ridwan mengatakan, total ada sekitar 4.500 tenaga honorer K-II yang melewatkan kesempatan tersebut untuk menjadi CPNS.

"Apa yang terjadi dengan hampir 5.000 orang itu, kami tidak tahu," ujar Ridwan dalam konferensi pers di Kantor BKN, Jakarta, Selasa (16/10/2018).

Ridwan menduga mereka menemui kendala mendaftar dan melampirkan dokumen menggunakan aplikasi online. Sebab, kata dia, tak sedikit pelamar CPNS yang datang langsung ke kantor BKN.

Mereka rata-rata menanyakan cara mengunggah dokumen persyaratan ke laman resmi SSCN.

"Padahal itu jelas sekali, sangat sederhana," kata Ridwan.

Di samping itu, ada juga kasus yang ditemui pada pendaftar dari tenaga honorer, yakni mereka tak mengisi aplikasi itu sendiri. Beberapa meminta operator sekolah untuk memasukkan data dan dokumen.

Sementara itu, tak semua operator sekolah yang mereka percaya itu memahami bagaimana menggunakan SSCN dan menmasukan data dengan benar. Terlepas dari masalah itu, kata Ridwan, pemerintah telah berupaya maksimal agar tenaga honorer bisa naik menjadi PNS, salah satunya dengan kesempatan mengikuti seleksi ini.

"At least pemerintah sudah kasih kesempatan dua kali. Kalau tidak dipakai, ya bagaimana," kata Ridwan.

"Pemerintah melakukan segala upaya buat teman-teman honorer K-II untuk tenaga pendidikan dan kesehatan. Tapi kan tidak bisa semua, ada syarat yang harus dipenuhi," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com