Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Bergerak Stabil, BI Tak Lagi Lakukan Langkah Stabilisasi

Kompas.com - 09/11/2018, 14:32 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam seminggu terakhir rupiah terus menunjukkan tren penguatan terhadap dollar AS. Meskipun hari ini sedikit terkoreksi, namun posisi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih di bawah level Rp 15.000.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS membuat BI kini tidak lagi perlu melakukan langkah-langkah stabilisasi, baik melalui intervensi langsung di pasar Surat Berharga Negara (SBN) maupun pasar valuta asing (valas).

"Supply dan demand ini bagus, kita tidak melihat adanya suatu keperluan-keperluan utuk melakukan stabilisasi," ujar Perry ketika ditemui awak media di kompleks perkantoran BI, Jumat (9/11/2018).

Baca juga: Rupiah Terus Menguat, Ini Komentar Sri Mulyani

Adapun menguatnya nilai tukar mata uang Garuda tidak hanya karena meredanya kondisi perdagangan antara Amerika Serikat dan China. Namun, juga karena faktor dalam negeri, seperti pertumbuhan ekonomi yang membaik serta kepercayaan pasar terhadap kondisi ekonomi dalam negeri.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2018 mencapai 5,17 persen.

"Nilai tukar sejak seminggu lalu terus bergerak menguat dan stabil, beberapa faktor terntu saja mendorong stabilitas dan juga penguatan nilai tukar rupiah baik faktor dalam negeri dan dan luar negeri," jelas dia.

Perry menjelaskan, dari dalam negeri, salah satu faktor yang cukup dominan dalam mendorong menguatnya rupiah terhadap dollar AS adalah transaksi domestic non delivery forward (DNDF) yang berjalan semakin baik. Adapun sejak diberlakukan hingga hari ini, volume transaksi DNDF mencapai Rp 115 juta dollar AS.

Baca juga: Rupiah Terkoreksi Tipis setelah Menguat dalam Sepekan

"Kami berterima kasih ke perbankan, korporasi , dan sejumlah pemodal asing yang turut melakukan transaksi di DNDF," lanjut dia.

Berjalannya mekanisme transkasi DNDF, menurut Perry, telah memperdalam kondisi pasar valas dalam negeri. Sehingga, kebutuhan valas di dalam negeri pun tercukupi.

Sementara untuk faktor luar negeri, kondisi perekonomian China yang membaik juga turut berkontribusi dalam menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

"Faktor global maupun domestik yang mendorong nilai tukar rupiah menguat stabilitasi ini semuanya sekali lagi sesuai dengan mekanisme pasar," ujar dia.

Sebagai catatan, data pasar spot Bloomberg pada pukul 14.00 WIB menunjukkan rupiah terkoreksi tipis terhadap dollar AS sebesar 144 poin atau 0,99 persen menjadi Rp 14.683, dari pembukaan perdagangan yang berada pada posisi Rp 14.645 per dollar AS.

Sementara pada penutupan perdagangan Kamis (8/11/2018), nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp 14.593 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com