JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur PT Bank Mayapada Rudy Mulyono mengatakan naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia akan berpengaruh pada bunga perbankan. Namun, Rudy belum memastikan kapan suku bunga deposito maupun kredit Mayapada akan menyesuaikan.
"Kita lihat saja nanti kompetitor di pasar. Kita pantau juga harga," ujar Rudy di Mayapada Tower 2, Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Rudy mengakui bahwa margin bunga akan tergerus dengan naiknya suku bunga acuan. Oleh karena itu, Mayapada akan mendorong peningkatan di sisi lain yaitu pendapatan nonbunga (fee base income). Salah satunya dari biaya transaksi produk layanan e-channel yang terus mereka kembangkan.
'"Kami juga dorong produk fee base income dari produk bank insurance, produk untuk consumer banking seperti kartu kredit dan KPR," kata Rudy.
Baca juga: BI Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6 Persen
Sebelumnya diberitakan, BI melalui Rapat Dewan Gubernur Bulanan memutuskan meningkatkan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen.
Jika diakumulasi, selama 2018, BI telah menaikkan suku bunga sebanyak enam kali sebesar 175 bps. Sementara suku bunga deposit facility juga naik 25 bps menjadi 5,25 persen dan lending facility 6,75 persen.
Keputusan tersebut dilakukan BI dalam menyikapi kondisi global, salah satunya adalah untuk menekan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD). Sebagai informasi, defisit neraca berjalan kuartal III 2018 sebesar 3,37 persen dari PDB atau sebesar 8,8 miliar dollar AS.
Langkah BI menaikkan suku bunga ini juga sebagai bentuk upaya mengantisipasi kenaikan suku bunga bank sentral AS Federal Reserve.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.